Alih Fungsi Lahan 1.000 Hektare Disebut Picu Banjir Bandang Bali, 18 Orang Meninggal

Alih Fungsi Lahan 1.000 Hektare Disebut Picu Banjir Bandang Bali, 18 Orang Meninggal

Warga sekitar menandu korban terdampak banjir --Disway.id

HARIAN DISWAY - Banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Bali menelan korban jiwa dan memaksa ratusan warga mengungsi.

Hingga Sabtu,13 September 2025, tercatat 18 orang tewas, dua masih dalam pencarian, dan 185 orang harus mengungsi. Total warga terdampak mencapai 659 jiwa.

Sejumlah kalangan menilai alih fungsi lahan menjadi salah satu penyebab utama bencana ini. Setiap tahun, Bali kehilangan sekitar 1.000 hektare lahan pertanian akibat konversi untuk pembangunan akomodasi pariwisata seperti vila, condotel, dan hotel. 

BACA JUGA:Presiden Prabowo Kunjungi Lokasi Banjir Bali, Dengarkan Keluhan Warga

Selain itu, kenaikan harga lahan untuk kepentingan komersial juga mempercepat konversi tanpa memperhatikan aspek ekologis.

Alih fungsi lahan tersebut mengganggu sistem subak, tata kelola air tradisional masyarakat Bali yang selama ini berfungsi menyeimbangkan distribusi air pada musim hujan dan kemarau. 

Di sisi lain, luas hutan di Bali kini tercatat kurang dari 30 persen, sehingga risiko bencana lingkungan semakin besar.

Pemerintah Provinsi Bali merespons dengan mengaktifkan kembali laman Tarubali sebagai sarana komunikasi publik dalam perencanaan ruang dan pengendalian pemanfaatan lahan.

Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan, pihaknya tengah menyelesaikan peraturan gubernur mengenai tata cara pengendalian alih fungsi lahan agar pembangunan tetap sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

Koster juga menyampaikan perkembangan terbaru terkait korban banjir. Menurutnya, lima orang masih hilang, masing-masing dua di Denpasar dan tiga di Badung. 

BACA JUGA:Banjir Besar Bali Telan Korban Jiwa, Pemerintah Tetapkan Status Darurat

“Sedang dicari terus oleh tim sampai ketemu,” ujarnya.

Ia menambahkan, korban meninggal tercatat 17 orang yang tersebar di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Jembrana. Pemerintah daerah kini mulai mendata kerugian serta menyiapkan mekanisme ganti rugi.

Koster menyebut kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Bali memberikan arahan agar pedagang dan warga terdampak mendapat perhatian serius. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: