Bahlil: Kuota Impor BBM SPBU Swasta Sudah Ditambah, Shell dan Vivo Bisa Gandeng Pertamina

Ketpers Menteri ESDM Bahlil Lahadalia usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 15 September 2025. --Youtube Sekretariat Presiden
HARIAN DISWAY - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah telah memberikan tambahan kuota impor bahan bakar minyak (BBM) kepada stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta, seperti Shell dan Vivo.
Kuota impor tersebut naik 110 persen dibanding tahun 2024.
“Jadi sangatlah tidak tepat kalau dikatakan kuota impornya tidak kita berikan. Contoh, tahun 2024 perusahaan dapat 1 juta kiloliter, di 2025 kita memberikan kuota impor 1 juta kiloliter plus 10 persen. Berarti 1 juta 100 kiloliter,” ujar Bahlil dalam keterangan pers di Jakarta, Senin, 15 September 2025.
BACA JUGA:Bahlil Lahadalia Bantah Jabatan Menpora Ditukar dengan P2MI untuk Kader Golkar
Bahlil menjelaskan, jika masih terdapat kekurangan pasokan, SPBU swasta diminta untuk menjalin kolaborasi dengan Pertamina.
Hal ini dilakukan mengingat BBM merupakan kebutuhan vital yang menyangkut hajat hidup orang banyak sehingga tetap harus berada dalam kontrol negara.
Menurutnya, kerja sama dengan Pertamina merupakan langkah strategis agar distribusi BBM tetap terjaga.
“Mereka bisa melakukan kolaborasi dengan Pertamina. Ini menyangkut cabang-cabang industri yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat, sehingga harus ada kendali negara,” katanya.
BACA JUGA:Bahlil Tegaskan Tak Ada Keistimewaan bagi AS dalam Hilirisasi Mineral
Ia menambahkan, pihaknya telah menugaskan Pertamina bersama wakil menteri ESDM memimpin rapat teknis terkait kebijakan ini.
Selain itu, tim khusus juga telah dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan kolaborasi antara SPBU swasta dan Pertamina.
Kebijakan ini sekaligus membantah isu yang menyebut pemerintah tidak memberi izin impor BBM kepada SPBU swasta.
Pemerintah menegaskan, pasokan energi penting tetap dijaga ketersediaannya dengan memastikan keseimbangan antara peran swasta dan kontrol negara.(*)
*)Mahasiswa magang prodi Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: