Borneo Fair 2025, Langkah WGS Dorong Pertumbuhan UMKM dan Ekonomi Kreatif di Kalbar

Last Child merupakan artis yang akan hadir di Borneo Fair 2025 -dok.istimewa-
PONTIANAK, HARIAN DISWAY – Geliat industri ekonomi kreatif di Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif dan merambah ke berbagai daerah di luar Jawa. Salah satunya Borneo Fair 2025, sebuah festival yang akan digelar di Pontianak, Kalimantan Barat, pada November 2025 mendatang.
Event yang diinisiasi CEO PT Win Global Solusitama (WGS), Hendra Firmansyah ini merupakan bagian langkah strategis perusahaan dalam memperluas sayap bisnis ke sektor hiburan. WGS, selama ini dikenal sebagai startup berbasis syariah.
WGS mendirikan anak perusahaan baru di bidang entertainment dengan visi menghadirkan wadah kreativitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. "Melalui event ini, WGS hendak menciptakan wadah promosi dan pemasaran efektif bagi para pelaku UMKM lokal sekaligus membantu mereka menjangkau pasar yang lebih luas," kata Hendra, Senin 15 September 2025.
BACA JUGA:IyaIya, Single Baru Whisnu Santika, Satir yang Menyelinap Lewat Irama Musik
Hendra Firmansya (kiri) mengharapkan Borneo Fair menjadi agenda tahunan -dok.istimewa-
Hiburan dan Ekonomi dalam Satu Panggung
Borneo Fair 2025 akan menghadirkan sejumlah musisi nasional. Antara lain Rony Parulian, penyanyi muda yang tengah naik daun, dan Last Child. Dua artis tersebut diharapkan mampu menarik animo ribuan warga.
Hendra mengatakan, aspek hiburan yang dikemas dengan matang akan menjadi daya tarik utama pengunjung. Dengan begitu membuka peluang transaksi lebih besar bagi pelaku UMKM yang ikut serta.
"Kehadiran para bintang tamu diharapkan mendatangkan banyak pengunjung, yang secara langsung akan meningkatkan transaksi bagi UMKM yang berpartisipasi," ujarnya.
BACA JUGA:17 Program Stimulus Ekonomi 2025 untuk Serap Tenaga Kerja dan Dukung UMKM
BACA JUGA:HoyoFest 2025, Gerakkan Ekonomi Kreatif Lewat Ekosistem Budaya Pop
Misi Penggerak Ekonomi Lokal
Borneo Fair bukan sekadar acara hiburan, tapi bagian dari strategi pembangunan ekosistem ekonomi kreatif di Kalimantan Barat. Festival ini didesain sebagai ajang kolaborasi antara hiburan, budaya, dan pemberdayaan UMKM.
Ratusan pelaku usaha lokal diproyeksikan ikut meramaikan pameran, mulai dari kuliner, kriya, fesyen, hingga produk digital. "Borneo Fair diharapkan tak hanya ajang hiburan, tapi juga motor penggerak ekonomi lokal dan pusat kegiatan ekonomi kreatif di Kalimantan," ungkap Hendra.
Keputusan WGS untuk masuk ke sektor entertainment melalui penyelenggaraan Borneo Fair 2025 juga menandai transformasi perusahaan. Sebelumnya, perusahaan ini fokus pada teknologi berbasis syariah.
Hendra menjelaskan, diversifikasi ini adalah langkah nyata dalam memperluas kontribusi perusahaan terhadap masyarakat. "Dengan menggabungkan hiburan berkualitas dan dukungan terhadap UMKM, kami menunjukkan komitmen dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat," pungkasnya.
BACA JUGA:Dari Utang ke Usaha, Koperasi BPS Hadirkan Solusi Ringan untuk Perangkat Desa
BACA JUGA:FESyar Regional Jawa 2025, Gubernur Khofifah Tegaskan Jatim Jadi Episentrum Ekonomi Syariah Nasional
Menurut rencana, Borneo Fair 2025 akan dijadikan agenda tahunan yang bisa bersaing dengan festival besar lain di Indonesia. Ajang ini tidak hanya memperkuat identitas Kalimantan sebagai tuan rumah event kreatif berskala nasional, tapi memberi ruang bagi pelaku UMKM untuk tumbuh bersama.
Musisi nasional dan dukungan perusahaan startup syariah, serta partisipasi aktif UMKM, Borneo Fair 2025 diharapkan menjadi titik temu antara hiburan dan pemberdayaan ekonomi rakyat. "Sebuah sinergi yang akan memperkuat posisi Kalimantan Barat dalam peta industri kreatif nasional," kata Hendra. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: