Merapi Luncurkan 88 Guguran Lava dalam Sepekan

Merapi Luncurkan 88 Guguran Lava dalam Sepekan

Foto yang menunjukkan perubahan morfologi pada kubah Gunung Merapi akibat peningkatan volume kubah dan aktivitas guguran lava dalam kurun waktu 19-25 September 2025.--BNPB

HARIAN DISWAY - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa Gunung Merapi memuntahkan guguran lava sebanyak 88 kali dalam kurun waktu 19-25 September 2025.

Hasil analisis Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Yogyakarta mencatat adanya perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat peningkatan volume kubah dan aktivitas guguran lava.

Sementara itu, kubah tengah tidak mengalami perubahan yang signifikan. 

BACA JUGA:Gunung Merapi Erupsi, Luncurkan 15 Kali Guguran Lava

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyatakan bahwa terdapat  5 kali guguran ke arah hulu Kali Bekeng, 37 kali ke arah hulu Kali Krasak, dan 46 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih. 

“Data ini memperkuat indikasi suplai magma masih berlangsung di tubuh Merapi,” jelas Abdul.

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tergolong tinggi. Gunung tersebut masih mengalami erupsi efusif atau keluarnya magma secara perlahan dalam bentuk lava maupun material guguran.

Meski demikian, potensi bahaya berupa awan panas guguran dan lontaran material vulkanik tetap mengamcam.

BNPB pun menegaskan bahwa status aktivitas Merapi masih berada di Level III atau Siaga dan meminta agar masyarakat tidak beraktivitas di wilayah dengan potensi bahaya.

BACA JUGA:Menengok Wisata Hargobinangun: BRI dan Inovasi Desa BRILiaN di Lereng Gunung Merapi

Wilayah tersebut meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, dan Bebeng, serta sektor tenggara di Sungai Woro dan Gendol.

Selain itu, BNPB juga menghimbau agar pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten untuk meningkatkan kesiapsiagaan, menyiapkan sarana pengungsian, dan memperkuat jalur evakuasi guna melindungi masyarakat apabila terjadi eskalasi aktivitas gunung.(*)

*) Mahasiswa magang prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: