Graham Potter Dipecat West Ham, Reputasi Hancur Setelah 8 Bulan di Kursi Panas

Graham Potter dipecat dari West Ham setelah 8 bulan. Dari calon manajer Inggris ke pelatih terpuruk, reputasinya hancur.-West Ham United-West Ham United
HARIAN DISWAY – Graham Potter resmi dipecat dari jabatannya sebagai manajer West Ham United, hanya delapan bulan setelah ditunjuk. Keputusan ini menjadi babak baru dalam jatuhnya reputasi sang pelatih yang dulu dianggap calon suksesor Gareth Southgate di timnas Inggris.
West Ham berada di posisi ke-19 klasemen sementara Premier League musim 2025/26, dengan hanya meraih tiga poin dari lima pertandingan awal dan menelan empat kekalahan beruntun. Performa buruk inilah yang memicu pemecatan, menyusul kegagalan serupa saat ia menangani Chelsea selama tujuh bulan pada 2023.
Potter, yang pernah sukses membangun tim atraktif di Brighton, kini terlihat kewalahan menghadapi tekanan besar di klub-klub dengan lingkungan instabil seperti Chelsea dan West Ham.
Di Stamford Bridge, ia menjadi korban "badai sempurna" pasca-takeover oleh Todd Boehly-Behdad Eghbali, dengan belanja besar-besaran £323 juta yang membuat skuadnya membengkak dan ruang ganti tak muat.
BACA JUGA:Rating Pemain Chelsea Usai Tumbang dari Brighton 1-3, Lini Belakang Amburadul!
BACA JUGA:Crystal Palace vs Liverpool 2-1, Arne Slot Akui Lawan Pantas Menang
Di West Ham, harapannya untuk bangkit berubah menjadi mimpi buruk. Ia hanya mampu meraih enam kemenangan dari 25 laga, dengan gaya kepemimpinan yang tenang gagal mencuri hati fans The Hammers yang keras. Kekalahan telak dari Crystal Palace menjadi pertandingan terakhirnya sebelum pemecatan.
Dari Sang Perancang Taktik hingga Pelatih yang Terpuruk
Keahlian Potter terletak pada organisasi dan disiplin taktik—kualitas yang bersinar di Brighton, klub yang memberinya waktu dan dukungan dari pemilik Tony Bloom. Namun, di klub besar yang menuntut hasil instan, strategi jangka panjangnya gagal bersinar.
Meski pernah membawa Chelsea ke perempat final Liga Champions, Potter tampak kehilangan kendali, terutama dalam situasi set-piece. Mantan bek Inggris, Martin Keown, menyebut timnya "tak punya arah, seperti anak sekolah" usai kebobolan tujuh gol dari situasi mati.
“Dia bisa jadi manajer Inggris beberapa tahun lalu. Sekarang, rekor kemenangannya sangat rendah. Pekerjaan berikutnya akan sangat menentukan,” ujar Keown.
BACA JUGA:Rating Pemain Man City usai Bantai Burnley 5-1, Doku Kreator, Haaland Predator
BACA JUGA:Chelsea vs Brighton 1-3: Bermain 10 Orang, Enzo Maresca Salahkan Pemain Baru
Masa Depan yang Suram
Setelah 637 hari menunggu kesempatan kembali, karier Potter justru semakin terpuruk. Masa depannya di Premier League kini dipertanyakan.
Banyak yang menduga ia harus mencari klub di Eropa daratan, di mana filosofi pembinaan jangka panjang masih dihargai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: