Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (38): Mesin Waktu Berusia 1.400 Tahun

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (38): Mesin Waktu Berusia 1.400 Tahun

ROMBONGAN TURIS melintasi West Street di Yangshou, Guilin, 19 September 2025.-Doan Widhiandono-

Namun Yangshuo tidak berhenti pada panorama alam dan jejak sejarah. Modernitas hadir lewat sentuhan halus. Salah satunya ada di Guilin Yangshuo Music Village Homestay Hotel. Baru dibuka tahun 2025.

BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (6): Siap Taklukkan Dunia Siber

BACA JUGA:ITCC Lepas 250 Calon Mahasiswa ke Tiongkok, Gelar Sharing Session Knowledge is Power Bersama Dahlan Iskan

Hotel butik itu hanya punya 16 kamar. Lokasinya di pedesaan. .Dikelilingi lanskap karst dan sawah. Dari luar, bangunannya tampak menyatu dengan lingkungan sekitar.

Dari dalam, kenyamanan kelas atas ditawarkan: kamar ber-AC, linen berkualitas, dan suasana yang hangat. 

Kami diajak berkeliling ke kamar-kamar yang diberi nama bernuansa musik. Juga diajak bernyanyi bersama oleh pengelola hotel. Maka, jadilah pesta kecil di taman cilik dengan panggung yang disangga tiang kayu. Ada kolam kecil mirip jacuzzi di tengah-tengahnya.

Di homestay itu, tamu bisa menemukan dua sisi sekaligus. Ketenangan desa dan sentuhan modern. Itu masih ditambah lagi dengan keakraban dan rasa kekeluargaan dari pengelola.


PARA JURNALIS peserta program CIPCC menikmati Musik Village. Mereka adalah Khin Yadana dari Myanmar (kiri), Danish Baloch Murad dari Pakistan (dua dari kiri), dan Christsent Ane Rokobuli dari Nauru (kanan).-Doan Widhiandono-

Hari itu, Harian Disway disambut ramah oleh Zhang Xia, pengelola hotel. Dia adalah perempuan ayu bersuara merdu. Tak heran, dia juga penyanyi. Beberapa kali datang ke Indonesia. Termasuk ke Surabaya dan Medan.

Kehadiran homestay seperti ini bukan sekadar menambah pilihan penginapan. Ia adalah contoh bagaimana pemerintah dan pelaku pariwisata di Guilin menggabungkan alam, budaya, dan inisiatif modern.

Semua diramu tanpa menghapus satu sama lain. Hasilnya: wisatawan bisa merasakan nuansa pedesaan yang otentik sekaligus mendapat kenyamanan standar internasional.

Dan West Street bukan satu-satunya ’’mesin waktu’’ di Guangxi… (*/bersambung)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: