Identifikasi Korban Ambruk Ponpes Al-Khoziny, Keluarga Harus Segera Lapor!

Identifikasi Korban Ambruk Ponpes Al-Khoziny, Keluarga Harus Segera Lapor!

Keluarga korban runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny tak kuasa menahan emosi. Mereka meminta diizinkan ikut evakuasi setelah lima hari menunggu kabar.-M. Nur Khotib/Harian Disway-M. Nur Khotib/Harian Disway

HARIAN DISWAY - Tragedi ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, menyisakan duka mendalam bagi banyak keluarga.

Sejak kejadian tersebut, tim DVI (Disaster Victim Investigation) bekerja keras untuk melakukan identifikasi terhadap korban.

Hingga saat ini, sebanyak 57 sampel DNA antemortem dari keluarga korban yang anaknya masih hilang telah dikirim ke RS Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri di Jakarta.

Selain itu, sampel DNA dari 9 jenazah juga telah diambil. Kombes Pol dr. M. Khusnan Marzuki, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Jatim, menyampaikan bahwa tim DVI melakukan pendataan dari keluarga korban.

"Kami telah mengambil data antemortem sebanyak 57 orang. Kemudian kami juga sudah mengambil sampel dari keluarga korban sebanyak 57 pasangan orang tua," ujar Khusnan dalam konferensi pers pada Sabtu pagi, 4 Oktober 2025.

BACA JUGA:Pembersihan Puing Bangunan Ponpes Al Khoziny Capai 50 Persen, Tim SAR Fokus Evakuasi

BACA JUGA:Jumlah Korban Ponpes Al-Khoziny: 14 Orang Tewas, 49 Masih dalam Pencarian


Ambulans yang mengevakuasi jenazah korban keruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny dalam proses evakuasi hari ini.-Boy Slamet-Harian Disway -

Proses identifikasi tersebut mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) DVI yang ketat. Metode identifikasi yang digunakan mencakup pencocokan sidik jari, pemeriksaan gigi, dan uji DNA.

Jika data sidik jari dan gigi tidak tersedia, uji DNA akan menjadi langkah utama untuk memastikan identitas korban.

Dalam upaya identifikasi, tim DVI tidak hanya bergantung pada metode primer. Mereka juga menggunakan metode sekunder, seperti pencocokan tanda-tanda medis dengan kondisi jenazah dan data properti pribadi terakhir yang digunakan korban.

Informasi tersebut banyak diperoleh dari kesaksian keluarga dan rekan-rekan korban yang selamat. "Sampel DNA pembanding dari orang tua sudah diterbangkan ke Jakarta," tambah Khusnan.

Langkah tersebut diharapkan dapat mempercepat proses identifikasi, yang sangat penting mengingat kondisi jenazah yang sudah lebih dari tiga hari.

Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur juga mengimbau keluarga santri yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk segera melapor ke Post Mortem Polda Jatim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: