Mentan Amran: Beras Rusak Tetap Bisa Dimanfaatkan untuk Pupuk dan Pakan Ternak

Mentan Amran: Beras Rusak Tetap Bisa Dimanfaatkan untuk Pupuk dan Pakan Ternak

Mentan Amran Sulaiman Menyampaikan strategi hirilisasi, Jakarta, 9 Oktober 2025.--Youtube Sekretariat Presiden

HARIAN DISWAY - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa beras yang mengalami penurunan mutu akibat penyimpanan tetap bisa dimanfaatkan, bukan semata-mata dianggap sebagai kerugian. 

Menurutnya, beras yang tidak layak konsumsi masyarakat masih memiliki nilai ekonomis karena bisa diolah menjadi pupuk maupun digunakan sebagai pakan ternak.

Pernyataan tersebut disampaikan Amran menanggapi sorotan publik terkait temuan sekitar 30 ribu ton beras rusak dari total cadangan 4,2 juta ton yang dikelola pemerintah. 

Ia menekankan, jumlah beras rusak tersebut hanya 0,071 persen dari keseluruhan stok nasional, sehingga tidak sebanding jika dibandingkan dengan capaian cadangan beras terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

BACA JUGA:Dukung Ketahanan Pangan, Revitalisasi Industri Jadi Strategi Utama Pupuk Indonesia

“Kalau beras tidak layak konsumsi, tetap punya harga, bisa untuk pakan ternak atau pupuk. Yang rusak hanya 0,071 persen, tolong sorot juga 99,8 persen yang berhasil kita jaga,” kata Amran dalam keterangannya usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden di Istana, Kamis, 9 Oktober 2025.

Amran menambahkan, capaian cadangan beras yang mencapai 4,2 juta ton merupakan tonggak sejarah baru bagi ketahanan pangan nasional. Ia menjelaskan, sejak Bulog berdiri pada 1969, Indonesia belum pernah mencatatkan stok setinggi ini. 

Menurutnya, keberhasilan tersebut adalah hasil kerja keras petani, dukungan regulasi pemerintah, dan kolaborasi lintas sektor.

Untuk memperkuat pengelolaan cadangan, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp5 triliun guna membangun gudang baru Bulog. 

Langkah ini diambil untuk mengantisipasi agar kualitas beras yang disimpan dalam jangka panjang tidak menurun, sekaligus memastikan cadangan tetap dalam kondisi aman dan siap disalurkan.

BACA JUGA:Prabowo Tetapkan 8 Agenda Prioritas RAPBN 2026, dari Swasembada Pangan hingga Modernisasi Alutsista

Selain menjaga kualitas penyimpanan, produksi beras nasional juga menunjukkan tren positif.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras hingga November telah mencapai 33,1 juta ton, dengan proyeksi akhir tahun sekitar 34 juta ton. Angka ini naik dibandingkan tahun lalu yang hanya 30 juta ton.

Kenaikan produksi tersebut sekaligus mendukung target Presiden untuk mempercepat swasembada pangan. Awalnya, pemerintah menargetkan swasembada dalam 4 tahun, namun kemudian dipercepat menjadi hanya 1 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: setkab.go.id