Ledakan Pabrik Amunisi Tewaskan 16 Pekerja di AS

Belasan pekerja tewas akibat pabrik pemasok amunisi ke Ukraina di Amerika medak pada Jumat 10 Oktober lalu.-dok disway-
HARIAN DISWAY - Ledakan dahsyat mengguncang fasilitas produksi bahan peledak Accurate Energetic Systems (AES) di McEwen, Tennessee, Amerika Serikat, pada Jumat, 10 Oktober 2025, pukul 07.45 waktu setempat.
Menurut laporan The Times of Israel, ledakan tersebut terasa hingga beberapa kilometer dari lokasi, menewaskan 16 pekerja, dan menghancurkan satu dari 8 bangunan di kompleks AES seluas 1.300 hektare.
BACA JUGA:Ledakan di Pamulang Tak Tercium Bau, Saksi Mata Sebut Dentuman Seperti Bom
Puing-puing tersebar di area sekitar dan mengguncang rumah-rumah warga.
Sebelumnya, sebanyak 18 orang sempat dinyatakan hilang pasca-ledakan. Namun, 2 di antaranya dipastikan tidak berada di lokasi saat kejadian, meskipun kendaraan dan barang pribadi mereka ditemukan di area pabrik.
BACA JUGA:Ledakan Pamulang Guncang Permukiman, Warga Luka-luka dan Rumah Rusak
Dengan demikian, jumlah korban tewas dikonfirmasi sebanyak 16 orang.
“Lebih dari 300 orang telah menyisir hampir setiap sudut fasilitas ini, dan hingga saat ini, kami belum menemukan korban selamat” ujar Sheriff Humphreys County Chris Davis, Sabtu, 11 Oktober 2025.
BACA JUGA:Dudung Tegaskan Ledakan di Garut Bukan Karena Amunisi, Tapi Detonator
Ia juga memastikan bahwa seluruh keluarga dari para korban telah menerima pemberitahuan resmi.
Dalam kesempatan yang sama, Davis menyampaikan bahwa Biro Investigasi Tennessee (TBI) telah berada di lokasi untuk melakukan identifikasi jenazah menggunakan tes rapid DNA.
BACA JUGA:Prajurit Ukraina Rayakan Paskah di Tengah Gencatan Senjata 30 Jam, Suara Ledakan Tetap Terdengar
Di sisi lain, tim investigasi gabungan dari Biro Investigasi Federal (FBI) dan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF) telah dikerahkan ke lokasi kejadian. ATF bahkan menurunkan unit elit untuk mempercepat proses penyelidikan.
“Keberadaan bahan peledak dan amunisi lainnya di lokasi telah membuat proses pencarian menjadi rumit,” jelas seorang pejabat ATF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: