Hari Santri 2025 Jadi Momentum Refleksi Satu Dekade Perjuangan Santri

KH. Yahya Cholil Staquf di Auditorium Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya--Harian Disway
“Masuklah ke dalam jam’iyyah ini dalam rukun dan bersatu, bukan hanya jasad tapi juga ruh. Adanya masalah tidak boleh menjadi alasan untuk berpisah,” pesannya.
Gus Yahya menegaskan, persatuan tidak berarti tanpa perbedaan, melainkan kemampuan untuk tetap bersama dalam keragaman demi menjaga keutuhan bangsa.
Peringatan Hari Santri ke-10 di Surabaya itu dihadiri sejumlah tokoh PBNU dan PWNU Jawa Timur, antara lain KH. Hasan Mutawakkil Alallah, Prof. Dr. Muhammad Nuh, KH. Abdul Hakim Mahfudz, serta para pengurus cabang NU se-Jawa Timur.
Melalui peringatan satu dekade Hari Santri, PBNU menegaskan kembali peran santri sebagai penjaga moral bangsa dan pewaris semangat Resolusi Jihad dalam mengawal peradaban mulia Indonesia. (*)
*)Mahasiswa magang prodi Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: