HIMA MKSB dan Basasindo FIB UNAIR Gelar Seminar Kilas Balik 90-an, Saat Nostalgia Jadi Gaya Hidup Baru Gen Z

HIMA MKSB dan Basasindo FIB UNAIR Gelar Seminar Kilas Balik 90-an, Saat Nostalgia Jadi Gaya Hidup Baru Gen Z

Tren Fashion 90-an yang ramai digunakan oleh generasi z saat ini menjadi topik yang menarik bagi mahasiswa Kajian Bahasa dan Sastra Budaya FIB UNAIR.-Pinterest-

Fesyen 90-an menghadirkan rasa “nyaman” dan autentik. Sesuatu yang kadang hilang di era serba digital. “Saya sebagai milenial merasa bahwa bagi sebagian orang ketika mengenakan pakaian 90-an, itu seperti kembali ke masa ketika hidup terasa lebih sederhana,” ujar Dosen Magister Kajian Sastra dan Budaya Dewi Meyrasyawati yang hadir dalam seminar pagi itu.

Selain itu, muncul pula nilai keberlanjutan dalam tren tersebut. Banyak anak muda kini memilih thrifting atau membeli barang bekas. Sebagai bagian dari gaya hidup yang ramah lingkungan.

Berdasarkan laporan GreenThread Report 2025, sekitar 15% pakaian yang dikenakan Gen Z berasal dari hasil upcycle atau reuse. Jadi, gaya retro bukan cuma nostalgia. Tapi juga bentuk tanggung jawab sosial.

BACA JUGA:Unair Library Club Xpo: Catatan dari Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan

BACA JUGA:DATE 2K25, Kegiatan Pengenalan Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris UNAIR Berbasis Kekeluargaan

Di pengujung sesi, Fatikha menegaskan bahwa nostalgia bukan tentang terjebak di masa lalu. Justru itu adalah cara untuk menghidupkan kembali nilai-nilai lama dengan semangat baru.

“Tren 90-an mempertemukan dua generasi. Bagi milenial, itu kenangan masa remaja. Bagi Gen Z, itu cara mengekspresikan identitas baru,” katanya.


Tiga mahasiswa Magister Kajian Sastra dan Budaya FIB UNAIR, Zulia Khikmatul Maulidia (kiri), Fatikha Mayani (tengah), dan Cysakaren Diva Pratiwi (kanan), melakukan diskusi hangat tentang tren fashion 90-an yang ramai di kalangan generasi Z saat ini.-Nazwarahma-HARIAN DISWAY

Momen itu sekaligus jadi pengingat bahwa budaya selalu bergerak. Masa lalu tidak pernah benar-benar hilang. Ia hanya menunggu untuk dihidupkan kembali dalam bentuk yang berbeda.

Dan pada akhirnya, di tengah hiruk pikuk modernitas, kilas balik ke era 90-an bisa dibilang bukan hanya sekadar tren. Tetapi juga bentuk keinginan untuk kembali menemukan makna sederhana dari hidup yang cepat berubah. (*)

*) Mahasiswa magang dari prodi Bahasa dan Sastra Inggris, Universitas Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: