Prabowo Ingin Whoosh Lanjut sampai Banyuwangi

BACA JUGA:Prabowo Minta Menkeu dan Danantara Urus Utang Whoosh

Sebagai informasi, Jonan sendiri merupakan figur penting dalam sejarah proyek Whoosh. Saat menjabat Menhub, ia menetapkan 9 syarat konsesi agar proyek bisa berjalan, termasuk larangan penggunaan dana APBN.

BACA JUGA:KPK Selidiki Dugaan Mark-up Whoosh, KCIC Bersikap Kooperatif

Ia juga menekankan pentingnya standar keselamatan penumpang, dan tidak terpengaruh oleh selisih nilai investasi yang ditawarkan 2 negara kandidat: Jepang dan China.

Saat itu, Jepang mengajukan nilai proyek sebesar Rp 103,6 triliun dengan janji kereta berkecepatan 320 km/jam dalam 5 tahun.

BACA JUGA:Berita Hoax: Natuna Utara Jadi Jaminan Utang Whoosh, Begini Penjelasan Mafindo!

Sementara China menawarkan proyek senilai Rp 91,9 triliun dengan target kecepatan 350 km/jam dalam 2 tahun.

Pada akhirnya, China keluar sebagai pemenang tender. Konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) pun dibentuk, dengan skema pembiayaan 75 persen dari pinjaman China Development Bank dan 25 persen dari ekuitas konsorsium.

BACA JUGA:Purbaya Setuju dengan Jokowi: Whoosh untuk Produktivitas, Bukan Keuntungan Komersial

Meski proyek telah rampung dan beroperasi, utang pembangunan Whoosh masih menjadi sorotan publik.

Di tengah polemik tersebut, Prabowo menyatakan komitmennya untuk melanjutkan pembangunan jalur kereta cepat hingga Banyuwangi, Jawa Timur, melewati rencana awal yang hanya sampai Surabaya.

BACA JUGA:Babak Baru Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, KPK Mulai Penyelidikan

“Insyaallah. Saya minta tidak hanya Surabaya. Banyuwangi. Banyuwangi ya, Banyuwangi,” ucapnya.

Prabowo juga menegaskan bahwa transportasi publik bukanlah proyek yang harus berorientasi pada keuntungan, melainkan tanggung jawab negara.

BACA JUGA:Ini Tanggapan Mahfud MD Soal Dugaan Korupsi Whoosh

Sumber: