JIPTA 2025, Suara Perempuan Bergema Lewat Pementasan Monolog Tolong oleh Teater Gapus
Tokoh Atikah di dalam naskah Tolong yang diperankan oleh Eka Purbowati. -Nazwarahma-HARIAN DISWAY
HARIAN DISWAY - Petikan gitar lembut mengalun di ruangan WS Rendra, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.
Di tengah cahaya lampu sorot kuning keemasan, tampak aktor Eka Purbowati berdiri lemas dengan tangan terikat. Riasan lebam di wajahnya.
Dia memerankan Atikah, tokoh utama dalam naskah Tolong karya Nano Riantiarno. Naskah itu dibawakan oleh Teater Gapus Surabaya.
“Tolong… Tolong… Ada perempuan di sini…” seru Atikah lirih sebelum tangisnya pecah menjadi raungan panjang.
Adegan itu menggambarkan jeritan seorang perempuan yang dikurung karena dituduh “mencuri” harta majikannya.
Dalam waktu 15 menit, Eka menghadirkan perlawanan dan penderitaan Atikah dengan penghayatan mendalam. Hingga penonton terbawa emosi.
Pementasan tersebut menjadi salah satu agenda penutup Jika Puan Tak Ada (JIPTA) 2025. Yakni program tahunan kolaborasi antara Kementerian Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (KGIS) dan Kementerian Kajian Isu dan Aksi Strategis (Kastrat) BEM FIB UNAIR.
Acara yang berlangsung selama 3-5 November 2025 itu mengusung tema besar tentang peran penting perempuan dalam masyarakat modern. Ditampilkan melalui pameran, diskusi film, dan talkshow inspiratif.
BACA JUGA:Teater Gapus Surabaya Hadirkan Drama Absurd Endgame karya Samuel Beckett, Soroti Eksistensialisme
BACA JUGA:Teater Gapus Pentaskan Endgame, Bentuk Protes Sosial melalui Karya Teater
“Melalui rangkaian acara ini, kami berharap lebih banyak orang memahami dan peduli terhadap eksistensi serta kontribusi perempuan, terutama di era sekarang,” ujar Aghnia Auliyanti, Ketua Pelaksana JIPTA 2025.
Pada hari ketiga, penonton diajak menyelami realitas sosial melalui monolog Tolong. Sang sutradara Salsabila Khairun Nadiya, menilai naskah tersebut sangat relevan dengan isu yang diangkat JIPTA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: