Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (92): Sungai Pembelah Gunung, Pemberi Energi
ALIRAN SUNGAI JINSHA di lembah Renhe, Provinsi Sichuan. Sungai itu menjadi pembangkit energi Tiongkok.-Doan Widhiandono-
Salah satu ’’fasilitas’’ peserta China International Press Communication Center (CIPCC) adalah petualangan. Melihat aneka sisi Tiongkok yang elok. Tentu, termasuk pula pengelolaan sumber daya alam untuk energi dan wisata.
LANGIT siang itu biru terang, 21 Oktober 2025. Di Distrik (setingkat kecamatan) Renhe, Kota Pingdi, Prefektur (semacam karesidenan) Panzhihua, Sichuan, pemandangan itu tersaji: Sungai Jinsha yang berkelok tajam, menuruni dinding-dinding batu yang seperti dibelah pisau raksasa.
Dari The Jinsha River Grand Canyon Viewing Platform, anjungan berlantai kaca yang memaksa pengunjung jujur pada rasa takutnya, saya berdiri bersama rombongan. Angin datang dari sisi lembah. Tidak kencang. Cukup untuk mengimbangi sengatan matahari.
Kami memakai topi bundar. Ala petani yang akan berladang. Cocok untuk panorama itu.
Di bawah, sungai bergerak seperti baja cair. Berkelok, memahat lanskap.
BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (91): Raja Kera dari Barat
BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (6): Siap Taklukkan Dunia Siber
Jinsha bukan sekadar aliran air. Ia adalah salah satu pembentuk sejarah, energi, dan identitas kawasan barat daya Tiongkok.
Di titik Zhaotong, Yunnan, ratusan kilometer dari tempat kami hari itu, Jinsha bertemu Sungai Zhuti.
Dua arus yang bergabung itu membentuk Grand Canyons of West China. Itulah jalur wisata melingkar sepanjang lebih dari 1.100 kilometer, lebar 50 hingga 2.000 meter, membentang dengan cekungan mahaluas. Yakni, 23 ribu kilometer persegi.
Jika dilihat dari udara, wilayah yang terbentuk itu seperti lipatan yang dibuat secara telaten. Tebing-tebing cokelat, lembah hijau, lekuk biru yang menyambung ke desa-desa kecil.

PARA JURNALIS peserta CIPCC berfoto bersama di sudut anjungan, 21 Oktober 2025.-Doan Widhiandono-
Tetapi Renhe memberi versi berbeda:. Tersi yang lebih vertikal. Di sekitar Pingdi, ngarai itu itu menyentuh 2.367 mdpl pada titik tertingginya. Sedangkan titik sungai di bawahnya hanya 937 mdpl.
Kontras hampir 1.500 meter itu menciptakan lekuk tajam, lembah curam, dan dinding batu yang tampak kokoh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: