Cheng Yu Pilihan Menteri Koperasi Indonesia Ferry Juliantono: Shou Jing Da Quan

Cheng Yu Pilihan Menteri Koperasi Indonesia Ferry Juliantono: Shou Jing Da Quan

MENTERI KOPERASI Ferry Juliantono berpedoman pada shou jing da quan, tegas dalam prinsip tetapi lentur dalam cara.--Dokumentasi Pribadi

HARIAN DISWAY - Menteri Koperasi Indonesia Ferry Juliantono memegang moto, “Teguh pada prinsip dan punya ideologi.” Ya, keteguhan memegang prinsip dan ideologi tak pelak menjadi penyangga penting agar kita tetap bisa berdiri kokoh di tengah dunia yang penuh dengan ketidakpastian seperti sekarang.

Prinsip akan membuat kita tahu batas: apa yang boleh dilakukan, apa yang harus dihindari, serta nilai apa yang harus dipegang ketika godaan, tekanan, atau keuntungan sesaat datang menguji.

Sementara ideologi, akan memberi kita arah. Laiknya kompas, ia akan menuntun kita memahami dunia, menafsirkan realitas, dan menentukan jalan mana yang mesti ditempuh.

Namun, berpegang teguh pada prinsip bukan berarti harus keras kepala atau menutup diri dari perubahan. Pun memiliki ideologi, bukan berarti menjadi fanatik atau buta terhadap perbedaan. Ideologi hanyalah cara pandang –yang sudah semestinya terbuka untuk disempurnakan oleh pengetahuan baru.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan CEO Amithya Hotels Group-Ketua Yayasan Sekolah Gratis Untuk Indonesia Rucita Permatasari: Shou Yuan Jie Guo

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Wakil Dekan FISIP Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Mohammad Insan Romadhan: Liang Li Er Xing

Tiongkok, misalnya. Ia teguh memegang ideologi komunisme yang sokogurunya, saat belajar dari Soviet, adalah buruh. Namun, karena di Tiongkok saat itu minim sekali buruh (lantaran merupakan negara agraris), maka sokogurunya mereka tambah dengan petani. 

Seiring berjalannya waktu, Tiongkok merasa kalau hanya mengandalkan buruh dan petani, negaranya tidak akan maju-maju. Karena itu, mereka tambahkan lagi pengusaha sebagai sokogurunya. Padahal, pengusaha adalah kaum kapitalis –yang jelas-jelas bertentangan dengan komunisme.

Belum berhenti di situ, Tiongkok masih tambahkan lagi sains dan teknologi sebagai sokoguru komunisme yang dipraktikkannya. Terbukti, Tiongkok kemudian bisa maju dengan begitu pesat. 

Dari Tiongkok kita bisa belajar bahwa: yang berbahaya bukan ideologi itu sendiri, tetapi ketika kita berhenti berpikir kritis dan memperbarui cara pandang kita terhadap sesuatu.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Penyanyi-Penulis Lagu-Content Creator Jovial da Lopez: Shi Bai Nai Cheng Gong Zhi Mu

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Aktris & Founder Titimangsa Happy Salma: Qie Er Bu She

Makanya, sebagaimana diajarkan pepatah Tiongkok klasik, kita mesti “守经达权” (shǒu jīng dá quán): tegas dalam prinsip, tetapi lentur dalam cara. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: