DPRD Jatim Ingatkan BPBD Waspada Bencana Hidrometeorologi Jelang Nataru di Surabaya

DPRD Jatim Ingatkan BPBD Waspada Bencana Hidrometeorologi Jelang Nataru di Surabaya

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur Wara Sundari Renny Pramana.-memorandum.disway.id/Rahmad Hidayat-

HARIAN DISWAY Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur Wara Sundari Renny Pramana meminta BPBD meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi menjelang Natal dan Tahun Baru, Jumat, 5 Desember 2025.

Ia menegaskan bahwa upaya mitigasi tidak boleh hanya bersifat seremonial namun harus memperkuat kesiapsiagaan masyarakat di tingkat paling bawah.

Legislator yang akrab disapa Bunda Wara ini menyoroti wilayah selatan Jawa Timur yang memiliki karakter geografis pegunungan dan kawasan hutan lebat.

Menurutnya kondisi tersebut membuat daerah seperti Pacitan, Trenggalek, Blitar, Lumajang, Malang Selatan hingga Banyuwangi rentan menghadapi longsor dan banjir bandang.

BACA JUGA:PDIP Jatim Lepas Kontingan Banteng Jatim U-17 ke Bali, Optimistis Bawa Pulang Piala

BACA JUGA:DPD PDIP Jatim dan Pemkot Blitar Berkolaborasi Renovasi Istana Gebang

“Saya minta BPBD memperluas sosialisasi kebencanaan secara masif agar masyarakat benar-benar memahami langkah darurat ketika bencana terjadi,” ujarnya.

Selain penguatan sosialisasi, anggota Komisi E DPRD Jatim ini menekankan perlunya pemerintah provinsi meningkatkan pengawasan di kawasan hutan untuk mencegah pembalakan liar.

Pasalnya kerusakan hutan menjadi faktor utama yang memperparah risiko bencana terutama longsor dan banjir bandang yang kerap terjadi di musim hujan.

“Saya juga minta agar patroli hutan ditingkatkan dan penegakan hukum berjalan tegas terhadap pelaku perusakan lingkungan,” tegasnya.

Bunda Wara juga meminta BPBD Jatim bergerak cepat memperkuat sistem peringatan dini serta memastikan kesiapan peralatan dan pemetaan titik rawan.

BACA JUGA:PDIP Lamongan Dorong Lahirnya Masterplan Tata Kelola Penghidupan Masyarakat

BACA JUGA:PDIP Dorong Akselerasi Program Kerakyatan di Lamongan

Ia menekankan bahwa kesiapsiagaan harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari pemerintah hingga masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana.

Politisi PDI Perjuangan ini mengingatkan bahwa semakin kuat kesiapsiagaan sejak dini maka semakin kecil risiko korban jiwa dan kerugian material.

“Pemerintah harus hadir, waspada, dan bertindak proaktif. Kita tidak boleh lengah, karena keselamatan masyarakat adalah prioritas utama,” pungkas legislator Dapil Kediri tersebut.

Sementara itu, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan bahwa Jawa Timur menjadi salah satu wilayah dengan frekuensi kejadian cuaca ekstrem tertinggi.

Laporan BMKG menunjukkan tren kejadian hujan ekstrem dan angin kencang terus meningkat menjelang akhir tahun.

“Kita juga mencatat adanya beberapa fenomena atmosfer yang memperkuat potensi cuaca ekstrem, antara lain aktifnya Monsoon Asia, anomali Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, gelombang Rossby Equator, hingga seruak dingin Siberia,” ujarnya.

Selain itu potensi tumbuhnya bibit siklon tropis di selatan Indonesia juga perlu diwaspadai karena dapat mengubah pola pembentukan siklon.

Potensi hujan tinggi hingga sangat tinggi diprediksi terjadi pada 28 Desember hingga 10 Januari meliputi seluruh Pulau Jawa.

Curah hujan diprediksi berkisar di angka 300–500 mm per bulan yang dapat memicu banjir dan longsor serta gangguan akses transportasi.

“Dari pantauan kami juga ada potensi banjir rob di pesisir utara Jawa akibat fase perigee dan bulan purnama pada pertengahan Desember,” ucap Faisal. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: