Syuriah PBNU Tolak Rekomendasi Forum Sesepuh, Rapat Pleno Tetap Berjalan

Syuriah PBNU Tolak Rekomendasi Forum Sesepuh, Rapat Pleno Tetap Berjalan

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar (tengah) dan Anggota Syuriah PBNU Mohammad Nuh (kanan).-PWNU Jatim-

HARIAN DISWAY - Majelis Syuriah PBNU menolak untuk memenuhi saran yang ditetapkan dalam forum sesepuh yang digelar di PP Tebuireng, Jombang, Sabtu, 6 Desember 2025. Syuriah akan tetapmenggelar rapat pleno pekan depan untuk menunjuk pejabat sementara (Pj) ketua umum PBNU.  

Sebelumnya, forum sesepuh PBNU di Jombang mengeluarkan sejumlah rekomendasi. Antara lain bahwa pemecatan ketua PBNU tidak sesuai AD/ART organisasi. Forum juga meminta agar rapat pleno tidak diteruskan. Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. Dr. KH. Mohammad Nuh mengapresiasi terselenggaranya Silaturrahim Mustasyar yang berlangsung di Ndalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng pada Sabtu, 6 Desember 2025.

Pak Nuh–panggilan akrabnya—juga mengapresiasi berbagai saran dan nasehat yang telah disampaikan oleh para Mustasyar untuk dilaporkan kepada Rais Aam PBNU dan Wakil Rais Aam PBNU. Ia menyebut, forum tersebut menunjukkan bahwa mustasyar (dewan penasihat) PBNU menjalankan peran sebagaimana mestinya. 

“Tadi kami diperintah hadir ke Tebuireng sebagai penghormatan atas niat baik shohibul hajat. Sesuai tugasnya, Mustasyar memang dapat memberikan arahan, pertimbangan dan/atau nasehat kepada pengurus NU menurut tingkatannya, diminta ataupun tidak, baik secara perorangan maupun kolektif. Ini amanat Pasal 17 Anggaran Dasar dan Pasal 57 Anggaran Rumah Tangga NU,” ujar Nuh. 

BACA JUGA:Gus Imron Tegaskan Surat Pleno PBNU Cacat Moral dan Material

Namun demikian, proses pengambilan keputusan harus tetap dilakukan melalui mekanisme organisasi yaitu rapat pleno yang insya Allah yang akan dilangsungkan Selasa-Rabu, 9 hingga 10 Desember 2025 mendatang.


Suasana diskusi Forum Sesepuh dan Mustasyar PBNU di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada Sabtu (6/12/2025).--nu online

Nuh menjelaskan, Silaturrahim Mustasyar yang berlangsung Sabtu siang dihadiri oleh 7 (tujuh) dari 30 orang anggota Mustasyar. Hadir secara daring melalui zoom antara lain KH. Ma’ruf Amin, KH. Abdullah Ubab Maimoen, dan Nyai Shinta Nuriyah Wahid. Sedangkan yang hadir secara fisik di Ndalem Kasepuhan Tebuireng adalah KH. Anwar Manshur, KH. Nurul Huda Jazuli, KH. Said Aqil Siradj, dan Nyai Mahfudhoh Aly Ubaid.

“Kami tetap menghormati saran dan masukan beliau yang hadir, baik secara daring maupun luring. Saran dan masukan kami perhatikan. Tapi pengambilan keputusan tetap harus melalui mekanisme organisasi. Untuk itu, rapat pleno tetap dilaksnakan sesuai dengan yang telah direncanakan,” tegas Pak Nuh. Sebab, menurut Pak Nuh, forum resmi untuk memberikan nasehat bagi Mustasyar adalah di Rapat Pleno.

BACA JUGA:Kiai Mif vs Gus Yahya di Pusaran Konflik PBNU

Pelanggaran Berat Ketua PBNU 

Berkenaan dengan pelanggaran berat oleh Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya yang menjadi dasar Keputusan Rapat Harian Syuriyah pada 20 November lalu, Pak Nuh menegaskan bahwa hal itu bukan sekadar dugaan.

“Pelanggarannya sangat nyata dan buktinya sangat kuat. Karena itu, Rapat Harian Syuriyah PBNU mengambil keputusan sebagaimana Risalah Rapat yang telah ditegaskan oleh Rais Aam PBNU akhir pekan lalu,” tegas Pak Nuh.

Senada dengan itu, Ketua PBNU Bidang Pendidikan, Hukum dan Media Prof. Muh. Mukri menyatakan, agenda Rapat Pleno pekan depan sepenuhnya legal dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. “Termasuk soal administratif yang diperdebatkan, kami jamin sepenuhnya bahwa Undangan/Pemberitahuan Rapat Pleno telah sesuai dengan seluruh ketentuan yang berlaku di internal NU,” tandas Mukri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: