Hari Ibu 2025: Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar Tak Rela Anak-anaknya Menderita

Hari Ibu 2025: Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar Tak Rela Anak-anaknya Menderita

Hari Ibu 2025: Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar berfoto dengan anak-anak SD dalam sebuah kesempatan. Dia memimpin kabupaten bagaikan seorang bunda.-Pemkab Lumajang untuk Harian Disway-

Termasuk terhadap hal yang sederhana seperti masak sendiri untuk sarapan sang suami setiap pagi, meski di dapurnya sudah banyak pegawai.

Bahkan, bila dalam keadaan darurat yang mengharuskan dia terjun ke lapangan. Saat erupsi Gunung Semeru, misalnya.

"Saya menjelaskan. Suami memahami. Tapi, tetap ya, kodrat saya sebagai istri. Selalu kepikiran sebelum menyelesaikan," terang perempuan kelahiran 6 Mei 1966 itu.

BACA JUGA:Sampaikan Selamat Hari Ibu, Menag Harap Kaum Perempuan Makin Berdaya

BACA JUGA:Plt Wali Kota Pasuruan Rayakan Peringatan Hari Ibu, Bangga Peran Perempuan untuk Pembangunan

Bunda Indah menyadari bahwa amanat sebagai bupati memang menyita banyak waktu. Dia, terkadang, merasa tak bisa berbagi waktu secara adil dengan suami. Lebih banyak menghabiskan waktu dengan urusan pekerjaan dan masyarakat.


Hari Ibu 2025: Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar memasangkan sepatu buat siswa-siswi SD Klampokarum 02.-Pemkab Lumajang untuk Harian Disway-

Keluarga, terutama suami, lebih banyak mengalah. Karena itu, Bunda Indah sebisa mungkin membereskan urusan pekerjaan di kantor. Tidak dibawa ke rumah.

"Jadi, kalau ada perempuan berkarier sebagai pengusaha atau di politik itu memang yang paling banyak memahami adalah keluarga," ujar dia.

Sikap dan peran keibuan melekat dengan gaya kepemimpinan. Termasuk saat menyelesaikan masalah masyarakat. Pernah suatu kali, Bunda Indah mendengar akan ada aksi demonstrasi. Sebelum aksi itu digelar, dia menelepon camat dan koordinator aksi.

BACA JUGA:25 Link Twibbon Hari Ibu 2024 yang Menarik untuk Dibagikan di Media Sosial

BACA JUGA:10 Ide Kreatif untuk Rayakan Hari Ibu 2024 yang Menarik untuk Dicoba

Bunda Indah cukup menjelaskan kepada koordinator aksi. Agar bisa dikomunikasikan tanpa perlu demo turun ke jalan. Akhirnya, aksi itu pun batal. "Pemimpin perempuan lebih komunikatif. Dan mungkin karena laki-laki kan punya karakter untuk melindungi perempuan ya," dia menduga.

Dalam mengambil keputusan dan kebijakan pun demikian. Tak heran bila banyak program yang lebih banyak memihak pada perempuan. Misalnya, program ibu melahirkan dengan biaya gratis.

Atau saat terjadi bencana, Bunda Indah selalu memprioritaskan bantuan untuk para perempuan, disabilitas, dan anak-anak. Para janda dan lansia juga sama. Ada program bantuan khusus untuk mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: