Hari Ibu 2025: Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar Tak Rela Anak-anaknya Menderita

Hari Ibu 2025: Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar Tak Rela Anak-anaknya Menderita

Hari Ibu 2025: Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar berfoto dengan anak-anak SD dalam sebuah kesempatan. Dia memimpin kabupaten bagaikan seorang bunda.-Pemkab Lumajang untuk Harian Disway-


Hari Ibu 2025: Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar menyambangi seorang warga lanjut usia dan menyerahkan bantuan makanan bergizi. -Pemkab Lumajang untuk Harian Disway-

Bunda Indah punya program Setor Madu alias Sehari Ngantor di Kecamatan Terpadu. Setiap Selasa dan Rabu keliling ke desa-desa. Kegiatannya bermacam-macam. Mulai dari memberi makan lansia dan janda tua, hingga masuk ke sekolah, menyapa anak-anak.

BACA JUGA:50 Ucapan Hari Ibu 2024 yang Penuh Makna dan Menyentuh

BACA JUGA:Hari Ibu 22 Desember Usung Tema Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya

Yang terakhir itu, biasanya diiringi dengan bagi-bagi sepatu gratis untuk pelajar. "Saya berburu sepatu siswa yang jebol. Minimal sepuluh siswa per sekolah," ungkap Bunda Indah.

Namun, stereotip usang tentang perempuan pemimpin masih melekat di masyarakat. Tantangan itu datang saat dia maju dalam Pilkada 2024. Di tengah kampanye, muncul bisikan-bisikan yang seolah tak percaya bahwa perempuan tak mampu memimpin.

Apalagi Lumajang bukan wilayah biasa. Ada tambang, ada hutan, ada medan berat yang selama ini identik dengan kekuatan fisik laki-laki.

Tapi, Bunda Indah tak surut. Dia tak melawan dengan emosi, melainkan dengan penjelasan tenang. "Saya beri pemahaman bahwa kepemimpinan itu bukan soal otot, tapi soal leadership dan manajemen," jelasnya.

BACA JUGA:Ibu Berdaya Lewat Laz Affiliates, Kisah Inspiratif Putri Lasim di Hari Ibu 2024

BACA JUGA:Sejarah Hari Ibu yang Diperingati 22 Desember 2024

Dan pembuktian itu tak hanya lewat kata. Bunda Indah menyusun kebijakan yang lahir dari perasaan seorang ibu yang tak rela melihat anak-anaknya menderita.

"Saya ingin semua anak-anak dapat pendidikan yang baik," katanya, suaranya menghangat. "Kalau ada yang putus sekolah, biasanya soal ekonomi. Itu yang kita selesaikan," tutur dia.

Bagi Bunda Indah, menjadi bupati perempuan bukan soal membuktikan diri lebih kuat dari laki-laki. Tapi soal membawa rasa ibu ke dalam ruang kekuasaan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: