Mbonek For Humanity Aceh Tamiang

Mbonek For Humanity Aceh Tamiang

Kondisi Aceh Tamiang hancur porak poranda pascabencana banjir bandang beberapa waktu lalu-Twitter @aceh-

Banjir yang di sertai lumpur yang mencapai tinggi 17 meter dari permukaan sungai membuat rumah warga tenggelam dan hancur. Menghanyutkan harta benda mereka. Yang tersisa hanya patahan-patahan kayu bangunan dan reruntuhan rumah yang porak poranda dengan lumpur. 

Di Bandar Pusaka kami membagikan kebutuhan pokok, pakaian layak pakai, dan kegiatan trauma healing. Setelah itu kami menuju kembali ke posko di Binjai pukul sore hari. 

Peristiwa yang menyayat hati terjadi ketika dalam perjalanan balik ke posko. Dalam posisi mobil berjalan pelan, datang anak-anak kecil berkumpul di belakang mobil pick up kami. Sebagian meminta air putih, dan beberapa anak bertanya "Om ada bawa Alquran?".

Saya yang sedikit bingung dan menjawab dengan gugup menjawab, "tidak bawa Alquran". 

Dari adanya permintaan Alquran itu, kami kemudian berdiskusi dengan kawan-kawan di B.E.R.T serta beberapa kelompok komunitas Bonek lain yang ada di tribune Gate Jhoner 21 melalui WhatsApp.

Dari diskusi itu kemudian kami mencoba memenuhi kebutuhan apa yang diharapkan warga setempat. Termasuk adik-adik kecil tadi.

Dan, pada Jumat 26 Desember 2025 kami kembali ke wilayah Bandar Pusaka. Perjalanan kami kali ini membawa 8 karung goni berisi snack untuk anak-anak, puluhan Alquran, Iqro, Juz Amma, dan 10 hambal gulung sajadah (5 meter pergulungnya).

Di sepanjang perjalanan menuju masjid di Desa Sunting, Kecamatan Bandar Pusaka, kami membagikan hambal sajadah agar bisa dipakai untuk persiapan salat Jumat.

Perjalanan kami lanjutkan membagikan bantuan di sepanjang Jalan Sunting, Babo, dan Pantai Cempa. Di sepanjang jalan itu kami kerap berhenti sembari membagikan snack. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak.

Mereka berbaris. Tidak saling senggol. Dan yang termasuk ditunggu-tunggu bukan hanya snack, tapi juga Alquran, Iqro, dan Juz Amma. Kami membagikan itu sesuai kemampuan baca mereka. 

Memasuki pukul 10.00 WIB, rombongan pickup milik Bang Jak yang kami tumpangi mengarah ke masjid Al Hidayat di Desa Pantai Cempa. Di sana kami turut membantu membersihkan masjid agar dapat digunakan untuk Jumat. Sekaligus kami bagikan juga 6 gulung hambal sajadah untuk Jumatan.

Masjid itu ternyata juga dijadikan posko untuk Dusun Rindu. Biasa disebut posko bawah. Di daerah yang sama ada juga posko atas yang dipakai untuk menyalurkan bantuan di Desa Bunga Cempa dan Desa Perisai. 

Di antara dua desa, Bunga Cempa dan Desa Perisai ada sebuah Masjid Haqqul Yaqin yang juga disiapkan sebagai lokasi salat Jumat. Salah satu dari pengurus masjid di sana sempat mendatangi kami untuk meminta hambal sajadah sebagai persiapan Jumatan.

"Hambal sajadah kami terendam lumpur. Kami hanya punya satu hambat dikasih orang Medan. Boleh kami minta hambat satu untuk salat Jumat?" tanya seorang pengurus masjid pada kami.

Akhirnya dua hambal yang tersisa semuanya kami berikan untuk Masjid Haqqul Yaqin yang ada di Desa Bunga Cempa Aceh Tamiang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: