Mbonek For Humanity Aceh Tamiang
Kondisi Aceh Tamiang hancur porak poranda pascabencana banjir bandang beberapa waktu lalu-Twitter @aceh-
Assalamualaikum Aceh. Itulah ungkapan hati yang saya buat menjadi kalimat yang terpasang dalam story WA pribadi kala menyebrangi Selat Sunda pagi itu, untuk menjalani misi kemanusiaan.
Saya, Ubros Syahili Lilian, merupakan anggota Bonek Emergency Rescue Team (B.E.R.T) dari tribun Gate Jhoner 21. Di B.E.R.T, selama ini saya menjadi relawan bagian pembelian logistik kebutuhan untuk disumbangkan pada korban bencana alam.
Namun untuk misi kemanusiaan di Sumatra ini, saya mendapat tugas sebagai relawan lapangan. Membantu Cak Ambon (M. Nizar) untuk membagikan logistik secara langsung kepada saudara-saudara yang menjadi korban bencana banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang.
Ada sejumlah lokasi yang kami datangi di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Mulai dari wilayah Kecamatan Karang Baru hingga di Bandar Pusaka.
Dalam misi kemanusiaan ini kami membuka sebuah posko Bonek Peduli di Kota Binjai. Posko itu ada di rumah saudara dari Cak Ambon, yang ada di Jalan Sibolga Rambung, Kecamatan Binjai Selatan.
Jarak dari posko ke wilayah lokasi bencana kurang lebih membutuhkan waktu 3-4 jam perjalanan. Selama ini menjalankan misi ini kami memilih pulang-pergi dari Binjai ke Aceh Tamiang.
Kami berangkat dari posko menuju lokasi menyaluran bantuan sebelum matahari terbit. Sebelum pengeras suara di masjid dan musalah di Binjai mengumandangkan azan subuh.
Sebelum berangkat, Cak Ambon sebagai kordinator lapangan telah membuat assessment untuk tujuan penyaluran logistik di misi kemanusiaan ini.
Pertama kali lokasi yang kami datangi adalah Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang. Desa ini mengalami kerusakan sekitar 90 persen.
Wilayah Kecamatan Karang Baru meliputi beberapa desa, yang saya sendiri tidak hafal nama-nama desa meliputi kecamatan ini.
Di hari selanjutnya pun sama, kami bergegas berangkat dari posko sebelum azan subuh dikumandangkan. Tapi kali ini kami singgah di wilayah Kecamatan Bandar Pusaka, yang juga ada di Kabupaten Aceh Tamiang. Kami sampai lokasi sekitar pukul 11 siang. Misi ini dibantu juga dua mahasiswa dari Binjai.
Akses jalan yang masih penuh dengan ketebalan lumpur dan debu-debu jalan yang sangat tebal menjadi penghambat perjalanan kami. Perjalanan kami menjadi sedikit lebih lama dan jaraknya juga sedikit lebih jauh dari wilayah lokasi di tujuan awal Karang Baru.
Di Bandar Pusaka ada empat desa dan dua dusun yang kami singgahi. Mulai dari Desa Pantai Cempa, Desa Sunting, Desa Babo, dan Desa Serba. Serta dua dusun yaitu Dusun Tanjung dan Dusun Rindu.
Wilayah Bandar Pusaka ini termasuk yang sangat parah kerusakannya, mencapai 98 persen. Yang tersisa di sana hanyalah beberapa bangunan dan masjid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: