Suasana aktifitas operasional angkutan barang di Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Jawa Timur. Dengan adanya pembatasan kegiatan operasional angkutan barang di ruas-ruas jalan tol oleh pemerintah menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), diprediksi akan berimbas pada terjadinya lonjakan penumpukan petikemas di pelabuhan.
Sebagai upaya mengantisipasi lonjakan di penumpukan petikemas, Terminal Petikemas Surabaya (TPS) telah melakukan koordinasi baik internal maupun eksternal serta menetapkan alternatif strategi solusi.
Termasuk dalam strategi solusi adalah memastikan performa alat dengan menjadwalkan maintenance rutin untuk alat bongkar muat di TPS, baik Container Crane (CC), Rubber Tyred Gantry (RTG), head truck maupun alat bongkar muat lainnya, mengatur slot lapangan penumpukan, dengan menyiapkan blok-blok penumpukan sementara petikemas-petikemas khususnya untuk petikemas impor yang diperkirakan akan terjadi penumpukan dengan diberlakukannya pembatasan operasional angkutan barang.
Plt. Direktur Utama, Bambang Hasbullah menyampaikan bahwa menjelang Nataru diprediksi komoditi yang diangkut menggunakan reefer container akan meningkat sebesar 3% persen dibanding periode tahun sebelumnya.
Mengantisipasi peningkatan jumlah kebutuhan reefer plug di TPS, kami telah menyediakan sebanyak 1.448 unit reefer plug, sehingga kami pastikan aman, Selain itu dari segi fasilitas, TPS juga telah melakukan pengerjaan peninggian dan perbaikan paving yang bergelombang di beberapa blok lapangan penumpukan. Review terhadap sistem Terminal Operating System (TOS) juga dilakuan oleh tim operasional, planning dan IT TPS, sebagai upaya preventif atas risiko terjadinya kendala pada sistem.