Tradisi Ziarah Makam: Mengenang dan Merenung di Tengah Kesibukan Menjelang Ramadan
Upload By:
Julian Romadhon|
Sabtu / 09-03-2024,11:09 WIB
Warga berziarah makam kerabat di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rangkah, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 9 Maret 2024. Di tengah suasana yang khusyuk dan penuh makna, tradisi ziarah makam menjelang Ramadan juga memberikan kesempatan bagi banyak orang untuk menemukan kedamaian dalam keheningan. Di antara barisan makam yang terhampar, terlihatlah orang-orang yang tengah duduk bersila, mendekap kerabat yang telah tiada, dan merenung dengan mata yang penuh haru.
Salah satu aspek yang menarik dari tradisi ini adalah bagaimana setiap makam menjadi cermin dari perjalanan hidup yang beragam. Dari makam yang sederhana hingga yang megah, dari yang dikelilingi oleh tumpukan bunga hingga yang dibiarkan tanpa hiasan, setiap kuburan memberikan cerita tersendiri tentang perjalanan spiritual yang dilalui oleh yang telah pergi dan juga yang masih hidup.
Tidak hanya sekadar mengenang, ziarah makam juga menjadi momen refleksi untuk menilai bagaimana kita telah hidup selama ini. Dengan serangkaian pertanyaan dan doa yang dipanjatkan, tradisi ziarah makam ini menjadi lebih dari sekadar kunjungan ke tempat yang sunyi. Ia menjadi titik awal bagi banyak orang untuk melakukan introspeksi mendalam dan bertekad untuk memperbaiki diri di masa yang akan datang.
Mengingat makna yang dalam dari tradisi ini, diharapkan semangat ziarah makam menjelang Ramadan akan terus terjaga dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Ramadan di Surabaya. Di tengah kepadatan persiapan menyambut bulan yang suci, momen ziarah makam memberikan pengingat bahwa di balik kesibukan, ada waktu untuk merenung dan memperbaiki diri. (Julian Romadhon/Harian Disway)