BAMUS Sunda Bali merayakan milangkala ke-15 tahun dengan semarak kebersamaan di Denpasar, Minggu (20/7). Ribuan warga Bali asal Sunda dari berbagai kabupaten/kota hadir dalam acara yang meneguhkan semangat menjaga budaya leluhur dan mempererat harmoni dengan masyarakat Bali, tanah tempat mereka bermukim dan berkarya.
Ketua BAMUS Sunda Bali, Agus Samijaya, menyampaikan bahwa sejak berdiri pada 2009, BAMUS tidak hanya menjadi wadah silaturahmi, tetapi juga pusat pelestarian budaya Sunda, pembinaan generasi muda, serta mitra pemerintah dalam membangun kehidupan sosial yang rukun dan berdaya. BAMUS kini menaungi 22 paguyuban dengan sekitar 15 ribu anggota aktif di seluruh Bali.
Berbagai program dijalankan, mulai dari pembinaan seni lewat Sanggar Pusaka Pajajaran, literasi digital untuk generasi muda, hingga pemberdayaan ekonomi berbasis gotong royong. Di sisi sosial dan lingkungan, BAMUS rutin mengadakan donor darah, penghijauan, hingga edukasi tentang kebijakan lingkungan dan kependudukan.
Agus Samijaya menekankan pentingnya empat prinsip hidup masyarakat Sunda: cageur (sehat), bageur (berbuat baik), pinter (cerdas), dan singer (waspada). Ia berharap, di usia ke-15 ini, BAMUS Sunda Bali terus menjadi pelita harmoni antarbudaya, serta memberi manfaat nyata bagi kehidupan masyarakat Bali yang multikultural.