Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur memastikan kinerja sektor keuangan tetap solid meskipun perekonomian global masih dibayangi ketidakpastian. Hal ini disampaikan Kepala OJK Jatim Yunita Linda Sari dalam Media Briefing di lantai III Gedung OJK Jawa Timur pada Kamis,14 Agustus 2025 . Media Briefing dengan tema “Sinergi dan Kolaborasi untuk Menjaga Stabilitas dan Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi dalam Rangka Mewujudkan Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara” itu juga menghadirkan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur M Nur Nugroho, Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) II Bambang S Hidayat, dan Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil DJPb Provinsi Jawa Timur Rabindhra Aldy. ( Foto : Boy Slamet-Harian Disway )
Pernyataan Yunita tercermin dari intermediasi perbankan yang tumbuh positif, baik dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun penyaluran kredit yang terus meningkat.
Capaian signifikan pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang hingga Juni 2025 telah mencapai Rp 66,73 triliun menjadi salah satu indikator penting . Angka ini menempatkan Jawa Timur di posisi kedua tertinggi secara nasional setelah Jawa Tengah.
“Pencapaian ini menunjukkan peran KUR menjadi instrumental penting dalam mendorong aktivitas usaha dan memperkuat daya tahan ekonomi daerah,” Lanjutnya
( Foto : Boy Slamet-Harian Disway)
Tecatat 55 emiten asal Jawa Timur dengan total dana terhimpun Rp 14,7 triliun melalui penawaran umum hingga pertengahan tahun ini. Angka itu menunjukkan minat pasar yang tetap tinggi meski sentimen ekonomi global cenderung pesimis. Tentu ini menjadi catatan penting kinerja di bidang pasar modal. Sementara itu dari industri barang konsumsi primer yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat pun juga mengalami pertumbuhan positif. Di sisi lain Industri reksa dana juga menunjukkan tren positif baik dari jumlah nasabah maupun nominal transaksi.
Secara year on year (yoy), intermediasi perbankan di Jawa Timur per Juni 2025 tetap berada di jalur positif, dengan pertumbuhan kredit sebesar 5,46% dan DPK sebesar 3,48%. Permodalan perbankan terjaga kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 30,47%. Risiko kredit pun termitigasi, tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,58%,
” Secara keseluruhan, sektor keuangan Jawa Timur berada dalam kondisi sehat. Dengan sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi kunci menjaga stabilitas sekaligus mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah ini,” tegas Yunita.
( Foto : Boy Slamet-Harian Disway )