Pembunuhan Jamur Beracun yang Menghebohkan Australia (4-Habis): Vonis Jatuh, Tunggu Pengampunan

Pembunuhan Jamur Beracun yang Menghebohkan Australia (4-Habis): Vonis Jatuh, Tunggu Pengampunan

WAWANCARA wartawan dengan Erin Patterson setelah sidang keputusan juri di Morwell, Victoria, Australia, 7 Juli 2025.-WILLIAM WEST-AFP-

Kini, nasib Erin Patterson ada di tangan hakim pengadilan. Perempuan 50 tahun itu sudah dinyatakan bersalah oleh para juri di Victoria, Australia. Kesalahannya tidak main-main: pembunuhan tingkat tiga. Itu merujuk pada jumlah korbannya. Hukumannya pun bisa berlipat tiga. Kalau tidak pengampunan hakim.

VONIS bersalah telah dijatuhkan. Erin Patterson dinyatakan bertanggung jawab atas kematian Don dan Gail Patterson. Juga Heather Wilkinson. Tiga orang itu diundangnya untuk makan siang dengan menu jamur beracun. Karena itu, kasus tersebut pun dijuluki mushroom murders. Pembunuhan dengan jamur beracun. Mirip judul serial Detective Conan dari Jepang.

Satu-satunya korban selamat adalah Ian Wilkinson, pendeta Gereja Baptis, suami Heather.

Memang, pengadilan sudah rampung. Tapi, banyak hal yang belum benar-benar usai.

BACA JUGA:Pembunuhan Jamur Beracun yang Menghebohkan Australia (3): Pembunuh dengan Wajah Manis

BACA JUGA:Pembunuhan Jamur Beracun yang Menghebohkan Australia (2): Rangkaian Kebohongan yang Kuatkan Juri

Bagi keluarga korban, rasa kehilangan belum reda. Bagi komunitas kecil di Leongatha dan Korumburra, luka moral dan spiritual masih terasa. Dan bagi publik luas, cerita itu terus hidup dalam sorotan media dan ingatan kolektif.

Satu minggu setelah sidang berakhir, halaman depan koran lokal masih menampilkan wajah Erin Patterson. Foto itu diambil saat ia meninggalkan rumahnya, beberapa hari sebelum ditangkap. Matanya sembab, suaranya bergetar saat bicara kepada para wartawan.

“Aku hancur. Aku mencintai mereka. Aku tidak bisa percaya ini terjadi dan aku sangat menyesal mereka kehilangan nyawa,” ucapnya seperti dikutip Agence France-Presse.

Pernyataan itu bukan disampaikan di ruang sidang. Tapi di halaman rumah. Tempat yang dulunya penuh dengan kegiatan keluarga, sekarang menjadi simbol tragedi yang mengguncang komunitas.


TANGISAN PALSU Erin Patterson di depan wartawan ketika awal kasus jamur beracun di Australia.-GETTY IMAGES VIA AFP-

Pengadilan menganggap kata-kata itu tidak cukup untuk membantah bukti-bukti kebohongan dan perencanaan. Tapi, bagi sebagian orang, ekspresi duka Erin tetap menyisakan ruang tanya. Apakah ada sisi cerita yang belum terungkap?

Di sisi lain, keluarga korban memilih diam. Seusai pembacaan vonis 7 Juli 2025, mereka mengeluarkan pernyataan singkat melalui kepolisian. Meminta privasi. “Kami akan terus mendukung mereka dalam segala cara setelah putusan ini,” kata polisi.

Tak ada konferensi pers. Tak ada pernyataan emosi di depan kamera. Hanya keheningan yang menjadi semacam perisai. Mungkin juga bentuk perlawanan terhadap gemuruh sorotan media yang sejak awal terus membuntuti kasus tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: