Grand Heaven memang punya fasilitas kamar presidential suite dengan standar hotel bintang lima. Namun mereka menolak jika disebut hotel. Kalau ada yang mau menginap di sana, harus ada anggota keluarga yang meninggal dan menyewa ruang duka.
SETELAH mengantar kami di ruang jenazah, Care Advisor Grand Heaven Surabaya Ferry pamit. Ada meeting. Care Advisor lain, Budi Haryanto, mengantar kami melanjutkan perjalanan ke ruang duka. Kami berpisah dengan Ferry di area parkir di lantai 2.
Budi memakai setelan tuxedo dengan warna dominan biru tua. Itulah seragam yang harus dipakai setiap hari. Setelah menutup ruang jenazah, ia menunjukkan deretan mobil ambulans yang bisa dipilih keluarga mendiang.
Ada mobil standar hingga yang berkelas. Mulai dari Kia, Hyundai, dan Mercedes-Benz. Grand Heaven juga memiliki mobil ambulans premium dengan nama Kawakita (The Hearse). Bentuknya menyerupai limusin dengan warna hitam yang elegan.
Di depan bagian depan mobil ambulans itu terdapat tulisan mencolok berwarna biru. On The Way to Heaven. OTW ke Surga. Sebuah jargon cerdas yang membuat orang tersenyum ketika membacanya.
“Di sini tidak membedakan agama. Semua kami terima,” lanjut Budi. Kami berjalan menuju ke arah lift utama yang terhubung dengan 60 rumah duka.
Kami memulai perjalanan ke rumah duka paling murah di lantai 6. Klien bisa memakai ruangan itu dengan mengambil paket Ar-Raihan senilai Rp 6,5 juta. Inilah paket termurah untuk jenazah beragama Islam.
Harganya paling terjangkau karena tidak ada proses kremasi dan peti mati. Pemilik paket tersebut mendapat layanan memandikan jenazah, kain kafan, air mineral untuk pelayat, ruang duka berukuran 4x18 meter, penjemputan, hingga makanan. “Semua sistemnya one stop service,” kata Budi di dalam lift.
Tampak lorong panjang yang dipenuhi cahaya jendela begitu pintu lift terbuka. Terdapat papan penanda berwarna hitam di langit-langit lorong itu. Mirip dengan lorong bandara. “Iya. Memang mirip,” ujar Budi lalu menuntun kami ke ujung ruangan.
BACA JUGA: Perias Jenazah di Grand Heaven Surabaya
Di lantai tersebut juga terdapat ruangan duka ber-AC. Harganya lebih mahal. Itu bisa didapatkan dari paket Gold senilai Rp 39,9 juta. Biaya tersebut sudah termasuk jasa pelarungan dengan menggunakan speedboat 22 kursi, kremasi, ’’rumah taiwan’’, kamar istirahat, hingga prosesi pedang pora.
Beberapa ruangan terlihat polos tanpa dekorasi. Terdapat kulkas, meja, kursi, dan meja jenazah di ujung ruangan. Rumah duka tersebut bisa digunakan selama tiga hari.
Kami melanjutkan perjalanan ke lantai 3 lewat lift yang sama. Dinding lift-nya terhubung dengan jendela luar. Desain gedung dengan gaya neo-klasik itu memang sangat ramah lingkungan. Penggunaan lampu pada pagi hingga sore sangat minim.
Lorong di dalam Grand Heaven Surabaya yang sangat bersih. Mirip bandara internasional.-Boy Slamet-Harian Disway-Budi mengantar kami melihat ruang duka VVIP. Ukurannya 8x45 meter. Lebih lega. Ada yang masih polos, ada juga yang sudah didekorasi. Jika ingin mengambil ruangan dengan dekorasi, harga sewanya tentu lebih mahal.
Grand Heaven juga menyediakan prosesi sesuai agama masing-masing. Termasuk membantu keluarga untuk menyalatkan jenazah dan menggelar tahlilan. “Kalau ada yang ingin bantuan itu, kami ajak masyarakat sekitar untuk membantu mendoakan di musala,” lanjut pria asal Cirebon itu.
Di balik ruang duka tersebut terdapat tempat istirahat yang mewah. Terdapat ruang tamu dan dua tempat tidur. Desain interiornya juga seragam: neo-klasik khas Eropa.