TNI Angkatan Laut meluncurkan kapal baru, Sabtu (21/8/2021). KRI Golok-688. Ini adalah pengganti KRI Klewang-625 yang terbakar pada September 2012. Peresmian dilakukan di Banyuwangi oleh KSAL Laksamana TNI Yudo Margono. KRI Golok-688 tersebut adalah Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran buatan PT. Lundin Industry Invest.
Kapal ini diklaim sebagai kapal siluman tercanggih di dunia dan dilengkapi dengan persenjataan rudal modern. Benarkah KRI Golok-688 sehebat itu? Berikut wawancara Harian Disway dengan ALMAN HELVAS ALI, konsultan industri dan pertahanan.
Bagaimana Tanggapan Anda terkait KRI Golok-688?
Kapal ini berjenis Trimaran. Desainnya berbentuk lancip. Serta dirancang melaju cepat. Kapal ini merupakan penggangti KRI Klewang-625 yang diluncurkan pada tahun 2012 dan kemudian terbakar. Nah kemudian dibuat lagi KRI Golok-688.
Apa keunggulan KRI Golok-688?
Saya rasa kapal ini masih uji konsep. Memang bentuk kapalnya tidak umum. Kapal itu menganut konsep low observability. Secara teori ia menyerap gelombang radar lebih banyak. Selain itu kapal itu bertipe kapal rudal cepat (KRC). Tapi saya belum tahu rudal apa yang bakal digunakan. Serta persenjataan di kapal itu apa saja. Jadi saya belum bisa memberi penilaian.
Apakah KRC cocok diperairan Indonesia?
KRC ini tipenya hit and run. Jadi setelah meluncurkan rudal, kapal itu harus balik ke pangkalan. Selain itu, perairan dangkal cocok untuk kapal ini. Seperti perairan di dekat pulau.
Artinya tidak bisa digunakan di Laut China Selatan?
Laut China Selatan itu kan perairan dalam, KRC tidak cocok. Kalau di perairan tersebut cocoknya memakai kapal tipe fregat. KRC bisa duel satu lawan satu dengan kapal lain. Tapi kemampuannya tidak sekuat fregat. Sehingga durasinya hanya sebentar. Karena kapal itu didesain hit and run. Belum lagi persenjataan yang ditampung terbatas.
Bagaimana peluang penjualan KRC?
Saya masih agak ragu bakal laku di pasaran. Kapal ini kan menganut konsep Trimaran. Sedangkan konsep itu belum banyak yang buat. Belum banyak Angkatan Laut yang mengadopsi kapal itu. Amerika Serikat pernah juga membuat kapal seperti ini. Tapi banyak masalah juga. Sebab kapal ini menggunakan proof of concept. Maksud saya hanya membuktikan konsep di kertas menjadi suatu barang.
Menurut Anda, Indonesia harusnya memproduksi kapal jenis apa?
Tergantung perairannya. Kalau di Laut China Selatan ya fregat. Yang memiliki panjang 130 meter atau 140 meter. Serta tonase 5 ribu ton. Di dunia Angkatan Laut ukuran kapal sangat penting. Semakin besar kapal perang, semakin banyak senjata bisa dimuat. Kalau perairan sempit seperti selat malaka cukup kapal patroli.