Pangkostrad dengan Ketua MUI, Sama

Kamis 16-09-2021,04:00 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

Itu membuat para jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang saat itu berada di Afghanistan, bersama tentara Amerika Serikat, pusing. Sebab, tentara NATO kesulitan untuk mengajari tentara Afghanistan mandiri. Demikian laporan Al-Arabiya yang dikutip Merdeka.com.

Kemudian, dikutip dari data Institut Statistik (UIS) UNESCO pada November 2019 yang dilansir Newsweek, Senin (28/6/2021), menunjukkan perkembangan. Jika pada Juni 2012 mayoritas tentara Afghanistan buta huruf, pada 2019 sudah agak mending.

Di 2019 Afghanistan juara nomor enam dari buncit (dari belakang). Dengan angka melek huruf 43 persen. Atau, 57 persen buta huruf, untuk seluruh populasi. Bukan hanya tentara.

Berarti, jika ada dua orang Afghanistan berada di tempat umum, misalnya di pasar, salah satunya pasti buta huruf.

Sedangkan, juara pertama dari buncit adalah Sudan Selatan. Dengan angka melek huruf 35 persen. Atau 65 persen buta huruf.

Mengapa kondisi Afghanistan begitu parah? Jawabnya, mirip seperti isi pidato Jokowi, peneliti dari UNESCO menyatakan, negeri Afghanistan porak-poranda. Akibat perang 40 tahun. Sehingga rakyat sulit bersekolah.

Sudah mendingan, sekitar separuh rakyat Afghanistan buta huruf pada 2019. Dibandingkan pada 2012 yang hampir semua tentaranya buta huruf. Apalagi rakyatnya.

Bagaimana dengan kondisi pendidikan di Indonesia?

Dikutip dari data Badan Pusat Statistik, 31 Desember 2020, angka buta huruf di Indonesia, demikian:

Tahun 2018, usia nol sampai 14 tahun: 4,34 persen. Usia 15–45 tahun: 0,86 persen. Usia 45 tahun ke atas: 10,60 persen.

Tahun 2019, usia nol sampai 14 tahun: 4,10 persen. Usia 15–45 tahun: 0,76 persen. Usia 45 tahun ke atas: 9,92 persen.

Tahun 2020, usia nol sampai 14 tahun: 4,00 persen. Usia 15–45 tahun: 0,80 persen. Usia 45 tahun ke atas: 9,46 persen.

Soal keterdidikan rakyat, Indonesia jauh di atas Afghanistan. Angka buta huruf Indonesia tahun 2020 yang 9,46 persen itu adalah emak-emak dan bapak-bapak usia di atas 45 tahun. Sedangkan, di generasi muda hanya 0,80 persen buta huruf.

Maka, kita harus bersatu. Menjaga toleransi antarwarga. Supaya tidak terpuruk seperti Afghanistan. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait