SURABAYA dan Gresik kini bergantung pada vaksinasi Sidoarjo. Tinggal Sidoarjo yang capaian vaksinasi dosis pertama belum mencapai 50 persen. Jika vaksinasi Kota Delta sudah melampaui target, wilayah aglomerasi Surabaya Raya bisa turun ke pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2.
Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik sejatinya sudah masuk pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 untuk skala kabupaten/kota. Penilaiannya didasarkan pada asesmen situasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Namun, PPKM tidak didasarkan penilaian skala kota/kabupaten.
Penentuan level PPKM ditetapkan berdasar wilayah aglomerasi. Vaksinasi menjadi syarat tambahan yang harus dipenuhi. Untuk sampai di level 2, vaksinasi dosis pertama harus mencapai 50 persen. Sedangkan level 1 membutuhkan capaian 70 persen.
Hingga semalam, Surabaya sudah mencapai 2.324.527 jiwa. Sudah tembus 104,8 persen dari target. Gresik sudah menyuntik 536.377 jiwa atau setara 53,02 persen. Sidoarjo baru 48,67 persen atau setara 785.777 jiwa.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, target 50 persen akan tercapai dalam hitungan hari. Vaksinasi digencarkan di desa-desa. ”Kami cek ke lokasi untuk memastikan 50 persen warga Sidoarjo dapat vaksin pertama. Karena ini syarat untuk level 2,” ujar Muhdlor saat mengunjungi Vaksinasi Merdeka di Kantor Kecamatan Sedati kemarin (19/9).
Capaian vaksinasi Sidoarjo pada Sabtu masih mencapai 46 persen. Dalam satu hari ada penambahan 2 persen. Jika kecepatan bisa dipertahankan, hari ini target 50 persen bisa dicapai.
Gus Muhdlor –sapaan akrabnya– menegaskan bahwa stok vaksin di Sidoarjo lebih dari cukup untuk mencapai 50 persen dosis pertama. Pemerintah pusat juga akan menambah jatah itu untuk mencapai level 1. ”Dalam waktu dekat ada tambahan 117 ribu dosis vaksin Pfizer,” kata bupati kelahiran 11 Februari 1991 itu.
Pemkot Surabaya siap mengirim tenaga kesehatan untuk percepatan vaksinasi itu. Namun, sampai kemarin, nakes masih belum mendapat instruksi untuk misi tersebut. ”Kami menunggu aba-aba dinas kesehatan. Sekali ada perintah, pasukan langsung meluncur ke Sidoarjo,” ujar Wakil Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Surabaya Matlilla.
Perawat Surabaya kini sudah lebih santai. Saat vaksinasi massal, nakes puskesmas yang diterjunkan mencapai 18–22 orang. Kini petugas vaksinasi yang dikirim per hari hanya dua sampai tiga orang.
Vaksinasi Surabaya sudah mencapai 104,8 persen. Itu bisa terjadi karena target awal tidak memperhitungkan warga dengan usia 12–18 tahun. Setelah vaksin pelajar digencarkan, vaksinasi melampaui target maksimal. (Salman Muhiddin)