Yang Terakhir Sudah Pulang, tetap Siaga

Jumat 01-10-2021,04:00 WIB
Editor : Gunawan Sutanto

Penularan Covid-19 sudah mulai terasa drop jika dibandingkan dua bulan lalu. Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) pun melompong.

RUMAH Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) selalu mengadakan prosesi “wisuda” bagi para pasien yang sudah sembuh. Yakni yang sudah dinyatakan negatif dari Covid-19. Nyaris seminggu sekali selalu ada.

Biasanya, acara wisuda itu selalu ramai. Selalu ada puluhan pasien yang akan didapuk sebagai penyintas Covid-19. Sebelum pulang, mereka dikumpulkan di lapangan depan lebih dulu. Berbaris rapi seperti upacara sekolah. Dekat Tenda A, tempat petugas. 

Sambil, tentu saja, ini yang paling khas: menenteng kantong plastik jumbo. Warnanya kuning. Kantung itu berisi pakaian mereka selama masa perawatan. Kerap diletakkan di samping mereka saat berbaris. 

Pada kesempatan wisuda itu, mereka mendapat pembekalan terakhir. Baik dari para tenaga kesehatan (nakes) maupun relawan pendamping. Juga yang paling asyik, mereka menyampaikan kesan-kesan selama tinggal di sana. Ucapan terima kasih meluncur dari mereka untuk semua nakes dan relawan.

Namun, acara wisuda pagi kemarin istimewa. Hanya terlihat satu orang yang menenteng kantung plastik kuning itu. Perempuan berjaket biru itu keluar dari Tenda A. Didampingi oleh Sita Pramesthi, relawan pendamping. “Barusan habis di-swab. Hasilnya sudah negatif. Jadi boleh pulang,” kata Sita.

Keduanya berjalan menuju tenda yang lain. Letaknya dekat dengan gerbang pintu masuk. Yaitu tenda khusus ruang tunggu. Mereka duduk bersama di kursi besi gandeng itu. Sita memberi arahan-arahan khusus. Sambil memegang kertas asesmen pasien. 

“Saya berasal dari Purwokerto,” kata Wilujeng Nur Pratiwi kepada Sita. Nur mulai dirawat di RSLI pada Jumat (23/9) lalu. Dia merupakan pasien mandiri. Diboyong langsung oleh mobil ambulans dari Puskesmas Dukuh Kupang. Setelah hasil swab PCR-nya dinyatakan positif. 

Awalnya, dia mendapat tempat perawatan di Graha Indrapura A. Nur tidak sendiri di ruang seluas lapangan bulu tangkis itu. Dia bersama 11 pasien lain. Baru kemudian, 9 pasien dinyatakan sembuh pada Senin (27/9). Akhirnya, Nur bersama dua pasien dipindah ke tempat yang lebih kecil: ruang Jupiter.

“Saya bertiga sejak Senin. Satunya pasien mandiri, satunya pekerja migran,” ungkap guru ASN di salah satu SMP negeri di Surabaya itu. Lalu, dua teman sekamarnyi ternyata sembuh lebih dulu. Nur ditinggal sendiri sejak hari Selasa (28/9). Kamarnyi dipindahkan lagi ke tenda B. Tenda terdekat dengan gerbang masuk tempat perawatan pasien. Baru kemarin dinyatakan negatif dan dibolehkan pulang.

Nur sempat sedih karena tinggal sendiri di tenda seluas sekitar 8 x 4 meter itu. Di sisi lain, rasa sepi justru meningkatkan semangat. Dia semakin bertekad untuk segera sembuh. Kepulangan kedua teman sekamarnyi yang terakhir itu sangat memotivasinyi.

“Alhamdulillah, tadi di- swab sudah negatif. Seneng banget,” kata Nur dengan wajah sumringah. Dia juga merasa puas selama dirawat di RSLI. Sebab, dia menerima pelayanan yang sangat baik. Semua petugas, kata Nur, sangat ramah. Sehingga itu sangat membantu kondisinyi lebih tenang. 

“Makanannya juga enak-enak, hahaha ,” ujarnyi lantas tertawa. Selain itu, guru yang ngekos di daerah Dukuh Kupang itu juga senang menjadi pasien terakhir. Artinya, dia berharap semoga tidak ada pasien lagi.


Kepulangan Wilujeng Nur Pratiwi dari RSLI kemarin (30/9).
(Foto: Rizal Hanafi-Harian Disway)

Tak lama kemudian, dia mengangkat panggilan dari ponselnya. Seorang ojek online datang. Nur pun bersijingkat dari kursi. Lalu, beranjak pergi menuju motor matik itu. Melambaikan tangan ke Sita dengan wajah bahagia.

“Kami juga bersyukur. Karena sekarang pasien sudah nol. Pasien mandiri maupun pekerja migran sudah tidak ada. Zero pasien,” kata Ketua Relawan Pendamping RSLI Radian Jadid saat dikonfirmasi. Kepulangan Nur berarti kesembuhan 10.076 pasien Covid-19 yang dirawat di RSLI.

Tags :
Kategori :

Terkait