Yang bikin Hwang takjub adalah bagaimana akhirnya serial itu diterima dan diproduksi oleh Netflix. ’’Ketika aku menawarkannya ke rumah-rumah produksi 10 tahun silam, enggak ada yang mau menerima Squid Game. Mereka bilang, ceritanya terlalu aneh. Terlalu berbeda dengan kenyataan,’’ ungkap Hwang.
Sekarang, lanjut sineas berusia 50 tahun itu, zaman sudah berubah. Ia kerap mendengar orang bilang, ’’Kalau game ini eksis di dunia nyata, aku mungkin akan ikut.’’ Ada juga yang menduga, ’’Permainan seperti ini pasti benar-benar terjadi di dunia ini. Tentunya secara rahasia.’’
’’Ini sedih, lho,’’ ucap Hwang prihatin. ’’Dunia berubah menjadi lebih cocok dengan situasi yang ada di Squid Game hanya dalam 10 tahun. Dunia sudah begitu kejamnya. Sehigga cerita Squid Game terasa realistis,’’ tuturnya. Ia menduga, himpitan ekonomi yang dialami separo penduduk dunia akibat pandemi Covid-19 turut memicu angin perubahan tersebut.
Enam Gigi Tanggal
Singkat cerita, pada 2019, Netflix memutuskan mengembangkan Squid Game menjadi serial. Casting dimulai pada awal 2020. Sedangkan syutingnya mulai Juni sampai Oktober tahun lalu. Dilanjutkan dengan pascaproduksi yang sangat panjang. Hingga akhirnya dapat kita nikmati bersama di Netflix pada 17 September lalu.
Saking intensnya proses produksi Squid Game, Hwang stres berat. Akibatnya, giginya copot enam biji. Ia sudah menggantinya dengan implan gigi, tentu saja. Tapi belum semua. Karena proses memasangnya harus bergantian. ’’Di sisi kiri ini, aku masih minus dua gigi geraham. Harusnya segera dipasang. Tapi belum ada waktu,’’ ungkapnya.
Oh ya, kabarnya Hwang juga sempat cedera mencoba salah satu permainan. Namun, belum dijelaskan permainan anak-anak mana yang ia coba di usia lima dekade dasawarsa.
Adegan Memorable
Ia sangat mengenang persahabatan Gi-hun dengan Oh Il-nam (Oh Yeong-soo). Dari seluruh interaksi mereka, yang paling memorable baginya adalah adegan terakhir. Il-nam menyuruh Gi-hun mengamati gelandangan di seberang gedung tempatnya dirawat. Il-nam bertaruh, sampai tengah malam, tidak akan ada orang yang peduli dan menyelamatkan gelandangan itu.
’’Ada perasaan dalam hatiku. Aku enggak tahu bagaimana menyebutnya. Mungkin katarsis… Tentang bagaimana sebenarnya sifat alami manusia. Dan dunia yang ingin aku percayai,’’ kata Hwang. ’’Itulah alasanku menciptakan serial ini… menyelamatkan keyakinan kita pada kemanusiaan,’’ tambah sutradara yang dikenal lewat film Miss Granny dan The Fortress itu.
Ada Musim Kedua?
Meski sukses gila-gilaan, Hwang Dong-hyuk, tidak langsung tergiur untuk membuat musim kedua. Meskipun juga, akhir Squid Game juga menggantung. Sangat mungkin untuk dilanjutkan. ’’Menulis, memproduksi, dan menyutradarai serial itu saja sudah berat banget. Kalau aku membayangkan harus mengulang semuanya untuk musim kedua, aku sangat khawatir,’’ Hwang mengaku.