Kuburan korona Surabaya sepi. Nol pemakaman. Kepala Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Surabaya Anna Fajriatin kepada wartawan Jumat (22/10) mengatakan: "Sudah dua minggu ini nol pemakaman prokes."
---------------
KUBURAN khusus jenazah korona di Surabaya ada dua: Babat Jerawat dan Keputih. Termasuk untuk kremasi.
Setiap hari Anna melaporkan ke Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi: Nol... Nihil... Kosong... Kremasi pun nol.
Data lawancovid-19.surabaya.go.id per Kamis, 21 Oktober 2021, ada 12 kasus aktif. Dari total kumulatif 66.748 orang. Sembuh total komulatif 64.190 orang. Suspek 32 orang dan probable 10 orang.
Bandingkan dengan kondisi puncak pandemi pada pertengahan Juli 2021. Sangat jauh.
Waktu itu petugas pemakaman bernama Ari Triastutik kepada wartawan menceritakan, puluhan petugas pemakaman di Babat Jerawat dan Keputih kewalahan. "Kami kerja tak kenal waktu," ujar Tutik kepada pers, 19 Juli 2021.
Tutik petugas di Keputih. Dia sudah meakamkan ratusan jenazah korona.
Tutik: ”Normalnya saya kerja 12 jam. Tapi meskipun malam sudah pulang ke rumah, pihak rumah sakit dan teman-teman biasanya menghubungi saya, jadinya, ya, gak kenal waktu.”
Tutik mengatakan itu kepada wartawan kantor berita Antara via telepon, Minggu, 18 Juli 2021. Sekitar pukul 18.00.
Mendadak, Tutik menyela: ”Sebentar ya, Pak... Ini ada telepon dari rumah sakit, biasanya mau ada jenazah untuk dimakamkan." Dia segera menutup telepon.
Tengah malam itu juga, Tutik balik menelepon wartawan. Dia baru saja bersama teman-temannya mengubur dua jenazah korona. "Maaf, saya baru selesai kerja, Pak. Mau tanya apa lagi?"
Secara tidak langsung Tutik memamerkan, begitulah dia bekerja. Tak kenal waktu. Padahal, dia juga ibu rumah tangga dengan dua anak.
Ponsel adalah alat kerjanya. Selalu dia bawa, ke mana pun. Bahkan, ketika mandi. "Pernah, waktu saya mandi, telepon berdering. Waktu itu saya baru pulang kerja. Ternyata ada jenazah korona lagi. Ya... Saya balik kerja lagi."
Waktu itu, selain petugas pemakaman resmi Pemkot Surabaya seperti Tutik, ada juga relawan.