Harian Disway - TULISAN seri kesepuluh.
Melacak kisah Adam, sebagai nenek moyang manusia, memang seru!
Baik secara saintifik. Maupun secara Qur’ani. Keduanya memberikan ruang interpretasi yang longgar. Dan, kontroversial.
Secara saintifik, para ilmuwan antropologi berdebat sengit. Tentang kapan munculnya generasi pertama manusia itu. Ada yang mengatakan ribuan tahun yang lalu. Seiring munculnya budi daya pertanian dan peternakan di kawasan Mesopotamia.
Atau, ada yang berpendapat sudah puluhan ribu tahun yang lalu. Seiring dengan proses migrasi Homo sapiens keluar dari Benua Afrika. Yang simpul penyebarannya berada di sekitar Asia Barat.
Atau, lebih tua lagi. Ratusan ribu tahun yang lalu. Seiring dengan penemuan fosil tertua Homo sapiens di Afrika. Di antaranya, fosil berusia sekitar 300 ribu tahun yang ditemukan di Maroko.
Pelacakan secara biomolekuler pada DNA manusia pun belum memberikan kesimpulan tunggal. Memunculkan beberapa alternatif. Bisa melalui jalur ibu, yakni DNA mitokondria. Ataupun, melalui komposisi DNA yang kompleks. Yakni, DNA manusia modern terbentuk dari percampuran dan persilangan berbagai ras dunia.
Dunia ilmiah sedang berjibaku untuk menemukan kesimpulan yang makin mengerucut. Mengarah pada eksistensi nenek moyang bersama.
Sementara itu, pelacakan kisah Adam secara Qur’ani pun tidak kalah serunya. Antara yang berpendapat Adam diciptakan secara seketika dari tanah. Di surga. Kemudian, diturunkan ke planet Bumi. Dengan pendapat lainnya, yang mengatakan Adam diciptakan Allah secara evolutif. Melalui proses di dalam rahim. Di planet Bumi.
Kedua pihak sama-sama mendasarkan pendapatnya pada firman-firman Allah. Dari dalam kitab suci Al-Qur’an. Sebab, ayat-ayat tersebut memang memberikan ruang cukup longgar untuk terjadinya perbedaan tafsir.
Di tulisan kali ini, saya ingin menunjukkan kepada Anda, bagaimana Al-Qur’an menggambarkan tentang turunnya Adam dari surga. Ada yang berpendapat surga itu di langit. Tapi, ada pula yang berpendapat bahwa surga itu di planet Bumi.
Kesimpulan yang berbeda antara kedua tafsir akan memberikan konsekuensi yang sangat jauh berbeda. Dalam memahami munculnya peradaban manusia di planet Bumi ini.
Perhatikanlah informasi ayat Al-Qur’an, ketika Allah memerintah Adam dan Hawa turun dari surga. Yang dipahami sebagai saat kali pertama mereka menjejakkan kaki di Bumi.
Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu. Dan dikeluarkan dari keadaan semula. Dan Kami berfirman: ”Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi. Dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” (Q.S. Al-Baqarah: 36)