50 Lagu dalam Album Kompilasi Rumah Balada Indonesia Banten

Minggu 07-11-2021,04:00 WIB
Editor : Nanang Prianto

Komunitas Rumah Balada Indonesia (RBI) adalah wadah musisi balada yang tersebar di segala penjuru tanah air. Kali ini RBI cabang Serang, Banten, merilis album kompilasi #1.

 

BERBICARA tentang balada memang luas. Namun, yang dipahami orang selama ini mengerucut pada satu hal: musik yang liriknya memiliki jalinan cerita. Biasanya balada dibawakan dengan gaya musik ballads. Namun folk atau country juga kerap dipakai sebagai penunjang instrumentalia musik balada.

’’Maka, jika pengertian balada adalah musik yang bercerita, berarti konsep musikalnya luas. Tak terbatas genre. Asal liriknya punya nilai cerita,’’ ujar Cep Ocim, pembina RBI Banten.

Jaringan yang luas serta relasi musisi yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk sesama anggota komunitas, Cep Ocim, Kiky Fatmala sebagai ketua RBI Banten berinisiatif membuat album kompilasi.

Para musisi yang tergabung dalam album tersebut tak terbatas hanya dari genre ballads. Juga tak terbatas dari kelompok atau komunitas mana saja. ’’Semua boleh ikut. Mau rock and roll, hard rock, pop, yang penting punya karya, kami tampung,’’ ungkap ayah dua anak itu.

COVER ALBUM komplilasi yang diluncurkan RBI Banten. (Foto-Foto: Cep Ocim untuk Harian Disway)

 

Total, ada 50 lagu dalam album bertajuk Album Kompilasi Rumah Balada Indonesia Banten #1 tersebut. Dalam sampul albumnya, terdapat kartun musisi almarhum Guntur T Cunong, dari RBI Solo. ’’Dedikasi almarhum terhadap RBI sangat luar biasa. Maka album ini kami dedikasikan untuk beliau pula,’’ ujarnya.

Dalam album tersebut, hasil rekaman lagu berjudul Hanya, karya Guntur dan grupnya, Lebata, masuk sebagai single kedua. Di bawah single Hymne Bhinneka Tunggal Ika karya Ully Sigar Rusady.

Ully, musisi balada yang juga aktivis lingkungan hidup itu mendirikan RBI Pusat pada 31 Mei 2014. Tujuan dibentuknya RBI adalah untuk melestarikan lagu-lagu balada. ’’Karena dengan musik balada, kreativitas anak bangsa dapat tumbuh. Dengan lagu balada, musisi dapat lebih peka terhadap masalah-masalah sosial, lingkungan, juga nasionalisme,’’ ujar kakak aktris Paramitha Rusady itu.

Sebagai ketua umum RBI pusat, Ully menyambut baik album kompilasi RBI Banten. Karena dalam album tersebut, lagu-lagu balada dapat sejajar dengan genre lainnya. ’’Pada 25 November nanti, bertepatan dengan hari ulang tahun RBI Banten, album kompilasi tersebut akan dirilis. Album lintas genre itu menunjukkan kreasi dan kreativitas para baladers yang tak pernah surut,’’ ungkap dia, seperti yang tertulis dalam kover album.

Selain RBI, beberapa musisi mewakili grup musik maupun komunitas juga terlibat dalam album kompilasi tersebut. Sebut saja komunitas OI (Orang Indonesia, yang dikenal sebagai fans Iwan Fals), Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ), dan beberapa band dari berbagai daerah. Surabaya diwakili oleh Mr. Jack, duo yang digawangi oleh Mugix, eks drummer Power Metal, serta Dita Saferina. Ada pula The Lamkoar, band folk rock dari komunitas Serdadoe KPJ.

RBI Bandung diwakili oleh musisi gaek Ganjar Noor dengan lagu berjudul Pengangguran. Sedangkan musik reggae dibawakan oleh Le Marley dan Friends dengan lagu berjudul Curanrek. Mereka mewakili kelompok The Big Family Reggae Serang.

Komunitas Memories of Gombloh (Mogers) dari Tuban diwakili oleh Wowok Paramatatwa dengan lagu Proklamasi. Lagu itu menceritakan tentang kejadian proklamasi dan semangat nasionalisme. Bram Makahekum dari Kelompok Kampungan, grup musik asal Jogjakarta yang tenar pada era 80an, juga tampil dengan lagunya berjudul Mereka Mencari Tuhan.

Dirilis pada 25 November nanti, CD Album Kompilasi Rumah Balada Indonesia Banten #1 sudah dapat dipesan langsung di RBI Banten. Lima puluh lagu tentu sangat padat buat sebuah album. Jika ditotal, durasi album mencapai 3 jam lebih. Tentu asyik didengarkan sembari beraktivitas. (Retna Christa-Guruh Dimas)

Tags :
Kategori :

Terkait