PEMKOT Surabaya mengampanyekan pengurangan sampah plastik. Terutama yang berasal dari air minum dalam kemasan (AMDK). Kenyataannya, AMDK hampir selalu muncul dalam suguhan rapat pemkot atau DPRD Surabaya.
Badan Anggaran DPRD Surabaya mengusulkan agar pemkot membuat sendiri pabrik AMDK untuk menekan belanja rapat. Dengan begitu, anggaran belanja yang tercantum di setiap organisasi perangkat daerah (OPD) bisa ditekan.
Anggota Banggar DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto mengusulkan agar pemkot membuat unit usaha baru di bidang AMDK. Pabriknya bisa disatukan dengan PDAM atau terpisah. “Ini peluang sekaligus solusi karena kenyataannya kita sangat konsumtif dengan AMDK,” kata Herlina kemarin (19/11).
Wujud kemasannya bisa berupa air dalam galon. Air itu disebar di semua instansi dalam naungan pemkot. Semua pegawai diwajibkan membawa tumblr untuk kebutuhan.
Kebiasaan itu sudah dimulai di Komisi D DPRD Surabaya setahun belakangan. Tidak ada AMDK dalam bentuk botol atau gelas. Mereka memakai tumblr yang diisi dengan air galon dengan merek ternama.
PDAM sebenarnya punya proyek Zona Air Minum Prima (ZAMP). Sebanyak 200 pelanggan di Ngagel Tirto menerima air yang bisa diminum langsung dari keran. Namun, sudah dua tahun ini mereka tidak mau meminum air tersebut langsung dari keran.
Herlina melihat masyarakat tak mungkin berani minum air PDAM. Sumbernya masih dari air sungai Kalimas yang tercemar. Perpipaan PDAM juga rawan terkontaminasi. “Alam bawa sadar mereka menolak meminum air itu. Meskipun, menurut laboratorium PDA ujar perempuan semester tujuh itu.
M, air itu sudah sesuai standar kementerian kesehatan,” lanjut politisi yang sedang menempuh program Doktor Psikologi Universitas Airlangga tersebut.
Menurutnya, AMDK tetap jadi pilihan logis yang ada saat ini. Sebab, air yang berada dalam kemasan lebih terjamin sterilitas dan kualitasnya. “Kalau dari pipa, kita tidak tahu airnya terkontaminasi atau tidak. Apalagi itu pipa PDAM,” kata mantan Ketua Komisi A DPRD Surabaya itu.
Herlina melihat PDAM juga sudah memiliki sumber Umbulan. Air gunung dari Pasuruan yang dialirkan lewat pipa di jalan tol itu mengaliri Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya dan Gresik.
Menurutnya, sumber pegunungan bisa lebih bermanfaat jika dijadikan AMDK. Pemkot tak perlu mengangkut sumber air pegunungan itu pakai truk. Nilai ekonomis air Umbulan juga bisa lebih tinggi ketimbang didistribusikan langsung ke pelanggan. “Kalau sumbernya umbulan, orang pasti mau,” lanjutnyi.
Herlina melihat jajaran direksi PDAM yang baru dilantik pada Kamis (18/11) bisa mewujudkan ide tersebut. Dia berharap PDAM bisa melangkah sebagai perusahaan air minum sesuai tugas PDAM. Bukan perusahaan air mandi. Julukan itu didapat PDAM karena air masih sering keruh.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sudah bertemu dengan tiga direktur PDAM yang baru. Mereka diberi kebebasan mengembangkan PDAM lima tahun ke depan. “Selamat bergabung, dan silahkan berkreasi dan berinovasi untuk kebaikan PDAM Surya Sembada,” kata Eri, Kamis (18/11).
Ia berpesan agar PDAM menyelesaikan masalah warga yang kesulitan dapat air. Yang harus begadang setiap malam untuk menampung air. Eri juga menegaskan bahwa PDAM tidak perlu memikirkan deviden yang harus disetor setiap tahun ke pemkot. Jika uang itu lebih bermanfaatkan jika diinvestasikan di PDAM, maka deviden bisa ditarik lagi oleh PDAM.
Ruang gerak PDAM juga bakal semakin terbuka. Pemkot mengusulkan PDAM berubah jadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda). Kerjasama dengan pihak ketiga bisa dilakukan. PDAM juga bisa mencari investor untuk melaksanakan proyeknya.