Desember-Januari Pertaruhan Terakhir

Senin 22-11-2021,07:11 WIB
Editor : Redaksi DBL Indonesia

SATU bulan belakangan pandemi Covid-19 melandai. Di Jawa Timur, penambahan kasus harian tidak lebih dari dua puluh kasus. Jumlah kasus Covid-19 yang aktif pun terus menurun.

Kini, tersisa 212 kasus aktif. Angka itu turun dari seminggu sebelumnya yang mencapai 264 kasus aktif. Bahkan, jika dibandingkan pada Oktober lalu, jumlahnya sudah turun sekitar lebih dari 50 persen. Jumlah kasus aktif masih sekitar 527 pada 25 Oktober.

Jubir Satgas Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril mengatakan, jumlah kasus aktif di Jatim yang paling rendah jika dibandingkan Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. “Alhamdulillah, Jawa Timur jumlah kasusnya selalu relatif yang paling sedikit,” ujarnya kemarin (21/11).

Jumlah kasus aktif di dua provinsi yang relatif tidak berubah. Bertahan di angka seribu kasus aktif. Menurut data terakhir (20/11), Jawa Tengah terdapat 1.377 dan Jawa Barat terdapat 1.111 kasus aktif. Sedangkan, jumlah kasus aktif di DKI Jakarta turun signifikan dalam seminggu terakhir, dari 704 menjadi 506 kasus aktif.

“Dan tambahan kasus di setiap daerah di Jawa Timur sudah tidak pernah mencapai angka ratusan. Terakhir ada penambahan 27 kasus,” kata Jibril. Menurutnya, rata-rata penambahan kasus harian juga turun. Pada Oktober lalu masih sekitar 60-100 persen dan sekarang di angka 20-50 persen.

Kini jumlah kasus tertinggi ada di Kabupaten Malang sekitar 14 kasus. Menyusul kemudian Kabupaten Tulungagung 12 kasus. Lalu, Kota Surabaya dan Kabupaten Ngawi masing-masing 11 kasus. Dan 31 kabupaten/kota lainnya jumlah kasusnya di bawah 10 kasus. Sedangkan, nol kasus terjadi di Kota Blitar, Kabupaten Madiun, dan Kota Mojokerto.

Tiga rumah sakit darurat lapangan di Jawa Timur juga terisi sangat sedikit. RS Lapangan Indrapura Surabaya dan RS Lapangan Joglo Dungus Madiun sudah nol pasien dalam seminggu terakhir. Hanya RS Lapangan Ijen Boulevard Malang saja yang masih merawat pasien. Jumlahnya pun tidak banyak. “Hanya dua pasien sampai hari ini,” ungkap Jibril.

Sehingga, bed occupancy rate (BOR) RS darurat di Jawa Timur kini sudah mencapai 0,4 persen. Menyusul BOR ICU RS hanya 3 persen dan BOR Isolasi RS sudah 2 persen. “BOR ICU yang terpakai hanya di 18 daerah saja. Sisanya, sudah nol semua,” ungkap Jibril.

Lalu, bagaimana dengan angka kematian di Jawa Timur?

Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo memaparkan angka kematian akibat Covid-19 (CFR) di Jawa Timur mencapai 0,04 persen. Dalam seminggu terakhir terdapat 6 kasus kematian. Yakni pada 14 November lalu total konfirmasi meninggal sekitar 29.670 dan pada 20 November menjadi 29.676.

Sepanjang pandemi, rata-rata CFR Jatim mencapai 7,44 persen. Angka itu terhitung lebih tinggi dibanding nasional yang mencapai 3,38 persen. Tiga kabupaten tertinggi yaitu Kabupaten Blitar 15,01 persen, Kabupaten Trenggalek 12,77 persen, dan Kabupaten Jombang 12,54 persen.

“ Satu kasus kematian terakhir juga dari Blitar kemarin. Sedangkan 37 kabupaten/kota lainnya nol kasus kematian,” ujar Windhu. Ia meminta kepada seluruh pihak untuk tidak lengah. Data-data tersebut bisa dijadikan acuan agar lebih waspada. Apalagi menjelang libur natal dan tahun baru.

Sekarang, kata Windhu, semua pihak harus fokus pada tujuan besar. Yakni mencapai nol kasus kematian dalam waktu yang lama. Pertaruhannya pada dua bulan ke depan. Bisa lolos tanpa ada lonjakan kasus. ”Seluruh penjagaan harus diperketat. Jangan sampai kecolongan dengan varian-varian baru lagi,” tandasnya. (Mohamad Nur Khotib)

 

Tags :
Kategori :

Terkait