Membatik di atas Rice Paper bersama B.G. Fabiola Natasha

Rabu 24-11-2021,07:01 WIB
Editor : Heti Palestina Yunani

”Pertama, remas-remaslah kertasnya baru diwarnai. Kedua, diwarnai dulu baru diremas-remas. Fungsi peremasan itu nantinya memberi efek bercak atau bias pada kertas,” ungkapnya.

Namun para peserta lebih memilih diwarnai dahulu dengan Chinese painting. Mereka menggunakan kuas untuk mewarnai keseluruhan objek serta latarnya. Setelah usai, keduanya meletakkan karyanya di meja yang tersedia di sebelah meja kerja Fabiola yang turut membatik. Objeknya ayam jantan. Diarahkannya gambar yang telah diwarnai pada camera.

B.G. Fabiola mencontohkan bagaimana menyetrika hasil batikan di atas kertas. Yang pasti tekniknya jelas bukan seperti menyetrika pakaian pada umumnya. Melainkan hanya menempel-nempelkan saja setrika tersebut di tiap sisi. (Guruh Dimas Nugraha/Harian Disway)

Eh, tiba-tiba Fabiola meremasnya. Semua peserta melakukan hal yang sama. Tapi karena terlalu bersemangat meremas, kertas milik Sri pada bagian atas robek. ”Wah, Ibu Sri terlalu semangat. Kalau sudah begini enggak bisa diperbaiki. Tapi enggak apa-apa kok. Tetap saja dilanjutkan,” ujar perempuan 45 tahun itu.

Setelah diremas, Fabiola melebarkan kembali kertas tersebut. Diambilnya dua lembar koran. Satu sebagai alas karya. Satu lagi sebagai penutup. Diletakkan di atasnya. ”Ini adalah tahapan untuk membersihkan karya dari wax yang menempel,” terangnya.

Lantas ia mengambil setrika panas. Tekniknya jelas bukan seperti menyetrika pakaian pada umumnya. Melainkan Fabiola hanya menempel-nempelkan saja setrika tersebut di tiap sisi.

Sebab, jika proses menyetrikanya sama dengan proses menyetrika pakaian, waxnya akan mencair, mengganggu cat hingga efeknya dapat membias terlalu lebar atau mblobor.

”Hati-hati dan harus diingat ya kalau sudah, wax-nya bisa mengelupas. Kalau masih menempel, tempelkan lagi setrikanya sampai benar-benar mengelupas,” ujarnya.

Usai pengelupasan wax selesai, Fabiola mengambil cat khusus. Namanya tempera. Jenis dan karakternya hampir sama dengan cat air. Namun lebih kental dan tebal. ”Cat jenis ini biasanya digunakan anak-anak untuk melukis finger painting,” tuturnya.

Cat tempera mudah dibersihkan jika terkena tangan. Pada batik rice paper, fungsinya untuk memberi kesan bercak yang berulang pada latar batik. Tampak Fabiola mencelupkan kuas dalam botol tempera.

Tanpa campuran air, cat ditorehkan naik-turun. Sehingga tak seluruhnya berwarna. Melainkan memberi efek seperti garis-garis tak beraturan Namun tampak artistik. Hasilnya, sebuah komposisi batik yang artistik.

Sebenarnya ada satu tahapan lagi. Yakni tahap mendiamkan karya dalam semalam untuk esoknya merendam kertas tersebut dengan air. Namun tahapan itu dapat dikerjakan di rumah masing-masing.

”Setelah direndam, tahap terakhir adalah menggosoknya pelan-pelan supaya cat tempera yang menebal bisa dihilangkan,” ujarnya.

Ada tip dari Fabiola bagi siapa saja yang ingin karya batiknya ingin dipasang dalam frame seperti lukisan. Dia menyarankan untuk memberinya latar kertas sebagai alasnya. Baru kemudian dibingkai.

”Supaya karyanya terlihat menonjol. Karya batik di atas kertas ini punya estetika manual yang khas. Sama seperti batik tulis. Itulah alasan mengapa meskipun harga batik tulis mahal tapi tetap diburu,” pungkasnya. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas)

Tags :
Kategori :

Terkait