Takjub Buddha Tidur dan Museum Gubug Wayang

Rabu 01-12-2021,21:58 WIB
Editor : Gunawan Sutanto

Mojokerto dulu merupakan pusat Kerajaan Majapahit. Perkembangan agama Buddha pada masa itu tercermin sampai sekarang. Ada situs serta artefak bertema terkait. Andrew Christian Juangta dan Nathania Ella Sudiono memaparkannya.

Kedua finalis Koko Cici Jawa Timur (Koci Jatim) 2021 tersebut mengulas Patung Buddha Tidur (The Sleeping Buddha) dan Museum Gubug Wayang. Keduanya terletak di Mojokerto. Kota dengan catatan sejarah sangat panjang. Baik untuk Indonesia maupun budaya Tionghoa.

Di sanalah pusat kerajaan Majapahit. Satu dari sejumlah kerajaan beragama Buddha di tanah air. Itu sudah dibuktikan dengan ditemukannya banyak situs serta tercantum dalam catatan sejarah.

Di dua tempat itu, mereka merasa perlu membantu mempromosikannya. Sebagai bentuk dukungan terhadap pariwisata daerah yang dijuluki sebagai Kota Onde-onde.

Saat Andrew datang, Patung Buddha Tidur Maha Vihara Majapahit yang terletak di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan itu masih ramai dikunjungi. ”Ramai lagi terutama pada akhir pekan,” katanya.

Kabarnya patung Buddha tidur terbesar ketiga di Asia Tenggara, setelah Thailand dan Nepal yang lebih dulu mengunggulinya. Patung dibentuk dengan bahan utama beton. Dilapisi kuningan untuk menambah kesan megah pada ikon Mojokerto tersebut. Penggagasnya tak lain adalah YM Viryanadi Mahathera, biksu sekaligus pengrajin patung dari Trowulan.

Di Patung Buddha Tidur Maha Vihara Majapahit, Andrew Christian Juangta banyak berbincang dengan Romo Santoso, pengurus vihara. (Andrew Christian Juangta untuk Harian Disway)

Dengan panjang 22 meter, lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter, The Sleeping Buddha dinobatkan sebagai patung Buddha tidur terbesar di Indonesia. ”Dibangun menghadap ke selatan, yang dianggap kiblat bagi umat Buddha,” kata Andrew.

Di sana ia berbincang dengan Romo Santoso, pengurus vihara. Remaja 19 tahun tersebut ingin mendengar lebih jelas sejarah pembuatan patung megah kebanggaan umat Buddha di Indonesia itu.

Mulanya, patung ini dibuka untuk kegiatan ibadah umat Buddha. Namun, lambat laun akhirnya menjadi tempat wisata potensial, sehingga pada 2012 diresmikan menjadi tempat wisata.

”Kompleks vihara termasuk patung ini diresmikan pada 1993 oleh Bapak Sularso, Gubernur Jawa Timur waktu itu. Alasannya adalah karena beliau ingin mengabadikan kisah sejarah Majapahit sebagai kerajaan besar dan berkuasa. Kebetulan berpusat di sini,” kata Santoso.

Mayoritas warga kerajaan menganut agama Budha Siwa. Sehingga dirasa perlu untuk membuat sebuah situs yang dapat menjabarkan dua kisah besar tersebut. Sekaligus untuk mengabadikannya dalam bentuk tempat wisata.

Nathania Ella Sudiono mengajak semua kalangan untuk datang dan mempelajari wayang di Museum Gubug Waayang Mojokerto. (Nathania Ella Sudiono untuk Harian Disway)

Nathania Ella melanjutkan pembahasan seputar pariwisata di Mojokerto dengan mengunjungi Museum Gubug Wayang, di Jalan Kartini Nomor 23, Kecamatan Prajurit Kulon.

Rutenya mudah diakses. Sering jadi rujukan bagi anak-anak sekolah, mahasiswa, hingga kalangan umum dari berbagai profesi yang ingin melihat salah satu kekayaan Indonesia itu.

Tags :
Kategori :

Terkait