Menengok Teknologi SOCC PDAM Surabaya

Rabu 22-12-2021,04:00 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

SERVICE Operation Command Center (SOCC) PDAM Surya Sembada sudah beroperasi setahun. PDAM terus mengembangkan teknologinya agar pengambilan keputusan tidak lemot.

”Kalau ada masalah di instalasi, dulu harus telepon dari IPAM. Penanganan area terdampak juga butuh waktu panjang,” ujar Manajer Senior IT PDAM Surya Sembada Surabaya Sayyid Muhammad Iqbal kemarin.

Jika instalasi pengolahan air minum (IPAM) di Ngagel dan Karang Pilang terganggu, imbasnya bisa ke ratusan ribu pelanggan. Krisis air harus ditangani dengan cepat.

Langkah pertama adalah menghitung sisa debit air yang masih bisa dialirkan. Lalu, PDAM akan memetakan daerah mana saja yang terdampak.

Truk tangki darurat harus disiagakan. Mereka harus berkeliling mengisi tandon pelanggan yang minta bantuan. Sistem perpipaan juga harus dilacak secara manual untuk mengatasi krisis air tersebut.

Kini semua kesulitan itu sudah bisa diselesaikan dengan lebih simpel. Iqbal sudah memasang alat khusus di setiap jaringan perpipaan. Laporan debit air bisa dipantau secara real time, mulai IPAM hingga ke pelanggan. ”Jadi, area terdampak paling besar bisa kita prioritaskan dapat bantuan tangki,” jelas mantan sekretaris perusahaan PDAM Surabaya itu.

Semua truk juga dilengkapi dengan GPS. PDAM bisa memantau lokasi truk dari layar SOCC.

SOCC sangat berperan saat IPAM Ngagel bermasalah bulan lalu. Debitnya turun separuh alias tinggal 2 ribu liter per detik. Ratusan ribu pelanggan tidak dapat air sama sekali atau aliran airnya mengecil.

Dengan SOCC, PDAM juga punya bank data. Data pelanggan dan kinerja perusahaan dijadikan acuan untuk menentukan kebijakan nantinya. ”Termasuk kebijakan harmonisasi tarif,” jelasnya.

Tarif air PDAM akan diubah tahun depan untuk menyesuaikan instruksi menteri dalam negeri. PDAM bisa lebih adil dalam menentukan tarif dengan memakai data SOCC tersebut.

Anggota Komisi B DPRD Surabaya Ratih Retnowati mengakui keunggulan PDAM itu. Ia berharap PDAM bisa menularkan ilmunya ke BUMD pemkot lainnya. ”Misalnya, PD Pasar yang menaungi puluhan ribu pelanggan. Kalau mereka punya teknologi yang sama, saya yakin masalah pasar bisa terurai,” katanya.

Bisa dibilang BUMD pemkot yang sehat cuma PDAM. Sumbangan dividennya mencapai Rp 126 miliar setiap tahun. Sementara itu, BUMD lain masih banyak berkutat dengan masalah utang dan problem internal masing-masing. (Salman Muhiddin)

Tags :
Kategori :

Terkait