Lonjakan Kasus Diprediksi Maret

Minggu 13-02-2022,19:20 WIB
Editor : Doan Widhiandono

PENAMBAHAN kasus harian Covid-19 mengalami peningkatan signifikan. Terutama di Pulau Jawa dalam sepekan terakhir. Pola seperti itu sama dengan awal gelombang kedua pada Juli tahun lalu.

Kementerian Kesehatan pun membuat pernyataan. ahwa pPuncak lonjakan kasus diprediksi terjadi pada akhir bulan ini. “Disebabkan varian Omicron. Kemungkinan sampai awal Maret nanti,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.

Bahkan, tren peningkatan kasus lebih cepat ketimbang gelombang kedua. Sekitar 3-8 kali lebih tinggi dari varian Delta. Namun, ada beda lonjakan kasus gelombang kedua dan ketiga. Pasien varian Omicron tidak separah varian Delta tahun lalu.

“Karena banyak yang mengalami gejala ringan dan tanpa gejala,” ujar Nadia. Mayoritas gejalanya adalah batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan demam biasa. 

Meskipun kasus harian melebihi saat lonjakan gelombang kedua, tetapi tak sampai terjadi ledakan pasien di rumah sakit lagi. Tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di RS pun cenderung terkendali.

Nadia pun mengimbau orang yang terpapar Covid-19 harus lebih mawas diri. Artinya, apabila saturasi oksigen masih di atas 95 persen dan tak punya komorbid, maka dipersilakan isolasi mandiri saja. Atau juga bisa isolasi di rumah sakit darurat lapangan.

Sementara itu, tambahan kasus Covid-19 harian di Jawa Timur masih konsisten dalam tiga hari terakhir. Rata-rata tambahannya berkisar di angka tak kurang dari 2.000 kasus per hari. Tiga tempat isolasi terpusat di Jatim pun dibuka kembali sejak sepekan terakhir.

Bahkan, kini sudah mulai terisi pasien. Di RSDL Ijen Boulevard Kota Malang ada 112 pasien. Begitu juga dengan RSDL Bangkalan, ada 4 pasien yang sedang dirawat. Sedangkan, tempat isoter Mal Pelayanan Publik di Sidoarjo masih nol pasien.

“Besok akan datang 2 pasien lagi,” kata Ketua Relawan Pendamping Pasien RSDL Bangkalan Radian Jadid, kemarin (11/2). Semua pasien yang isolasi di RSDL Bangkalan itu berasal dari Surabaya.

Jadid mengatakan, Satgas di RSDL Bangkalan sudah mulai menerima laporan lagi. Beberapa di antaranya dari instansi, perusahaan, dan kampus. Banyak pegawai, karyawan, dan mahasiswa yang positif Covid-19. Dan hendak dirawat ke RSDL Bangkalan.  

Menurutnya, situasi itu mirip saat lonjakan kasus gelombang kedua tahun lalu. Tepatnya saat Jadid bertugas di RS Lapangan Indrapura. Dalam sehari bisa menerima puluhan laporan. Yakni dari mereka yang ingin melakukan isolasi.

“Sampai saat itu RSLI mengalami overload . Padahal kapasitasnya sudah ditambah total menjadi 500 bed ,” kenangnya. Untuk itu, Jadid mengingatkan kembali bagi siapa saja yang ingin melakukan isolasi. Syaratnya kini lebih mudah. Tak perlu lagi menyerahkan hasil positif tes usap PCR. Tetapi, cukup tes antigen sudah bisa diterima.

Pendiri Prof Nidom Foundation Prof Chairul Anwar Nidom turut berpendapat soal prediksi lonjakan kasus pada Maret Nanti. Menurutnya, suatu prediksi boleh kapan pun. Tapi, ada beberapa hal penting yang harus menjadi perhatian bersama.

“Pertama, secara individu, varian Omicron ini tak terlalu mengkhawatirkan,” ujar Ilmuwan peringkat ke-20 di Asia versi AD Scientific Index 2022 itu. Baik gejala klinis pasien maupun tingkat fatalitas kasusnya. Terbukti tidak segawat dari varian Delta atau varian Wuhan.

Fakta dan penjelasan tersebut memang bisa membuat masyarakat tidak terlalu takut lagi. Namun, ia berharap masyarakat tetap waspada. Tidak abai terhadap situasi dan kondisi terkini. Ia khawatir bahwa sikap abai itu semacam sindrom surutnya air laut menjelang tsunami.

Tags :
Kategori :

Terkait