KASUS aktif Covid-19 Surabaya mencapai 3.573 kasus kemarin. Penambahan kasus hariannya sudah mencapai 1.801 jiwa. Kendati begitu, pasien yang membutuhkan perawatan di RS tidak sebanyak serangan varian Delta tahun lalu.
Dari data infocovid19.jatimprov.go.id, RSUD Soewandhie cuma diisi 5 pasien di bed berventilator. Sedangkan bed biasa hanya 16 pasien. ”Sekarang Kemenkes kan hanya menanggung gejala sedang dan berat. Jadi, enggak terlalu ramai seperti dulu,” kata dokter spesialis paru RSUD Soewandhie Pramanindyah Bekti Anjani kemarin (13/2).
Sangat mungkin pasien yang memerlukan perawatan terserang varian Delta. Virus yang sempat mengguncang dunia itu masih ada. Belum hilang dan patut diwaspadai.
Pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala (OTG) bakal dirujuk ke gedung isolasi terpadu (isoter). Pemkot Surabaya menyediakan tiga titik isoter: Hotel Asrama Haji, Lapangan Tembak Tambak Wedi, dan gedung indoor Gelora Bung Tomo (GBT). ”Sekarang banyak yang OTG,” lanjut Anin, sapaan akrab Pramanindyah.
Semua fasilitas itu sudah dilengkapi instalasi gawat darurat (IGD). Kalau pasien gejala ringan kondisinya memburuk, sudah ada tim medis yang bersiaga. Ventilator juga disiapkan di ruang isoter itu.
Kapasitas isoter asrama haji mencapai 500 bed. Meski jumlah pasien sudah 3 ribu lebih, ruang yang terisi cuma 344 bed. Banyak yang tidak berkenan tinggal di ruang isoter. ”Karena ada yang tinggal sendiri di rumah dan rumah itu sudah memenuhi kriteria sebagai tempat isoter,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Nanik Sukristina.
Syarat isoman adalah memiliki kamar terpisah. Akan lebih baik jika berada di lantai yang berbeda. Pasien juga harus punya akses kamar mandi terpisah. Disarankan pula punya pulse oksimeter sendiri. Kamar juga harus rutin disemprot disinfektan.
Wali Kota Eri Cayadi meminta jajaran pemkot melakukan pendekatan persuasif. Diharapkan, warga mau pindah ke isoter yang lebih aman. Eri tak mau muncul klaster keluarga yang sempat menimbulkan ledakan kasus tahun lalu.
Hingga kemarin, fasilitas isoter di Lapangan Tembak dan GBT masih belum terisi. Namun, tempat itu diprediksi bakal digunakan di awal Maret alias saat puncak penularan nanti.
Sementara itu, IGD di RSUD di Sidoarjo penuh tadi malam. Selain pasien Covid-19, ada banyak pasien demam berdarah yang dirawat. ”IGD ramai. Enggak cuma Covid-19, tapi juga DHF (dengue hemorrhagic fever) dan penyakit lainnya,” ujar Dirut RSUD Sidoarjo Atok Irawan. (Salman Muhiddin)