Saat itu, ia punya 16 dump truck di sana. Pada tahun 2013 awal, ada aturan anyar yang mengharuskan ia menarik semua armada miliknya kembali ke Jawa. “Saya berpijak pada aturan itu.
Barulah pada 2014, ia bergabung ke Hipmi Demak. Di tahun awal ia bergabung, jumlah anggota Hipmi Demak 40 orang. Tapi, jumlah bukan sesuatu yang terlalu berarti baginya. DI Hipmi, ia makin semangat belajar dan bergaul. Menambah teman untuk saling tukar pikiran.
Satu tahun berselang, Rudy terpilih menjadi Ketua Hipmi Demak periode 2015-2018. Hipmi belum terlalu dikenal masyarakat Demak. Sehingga Rudy mulai mengajak sebanyak mungkin pengusaha muda di berbagai sektor untuk bergabung.
Ia mengampanyekan satu hal bahwa kolaborasi lebih penting ketimbang kompetisi. Pola pikir itulah yang diutamakan selama masa jabatan 3 tahun.
Berbagai kegiatan diselenggarakan. Mulai dari kegiatan sosial, seminar usaha, Hipmi goes to school pesantren, Hipmi award, Hipmi got talent, dan lain sebagainya. “Pokoknya kita jaring pikiran anak muda. Memberi ruang bagi mereka untuk mengenal bisnis,” jelasnya.
Perjuangan ide itu tak sia-sia. Seorang murid di salah satu SMK menjuarai ajang Hipmi got talent. Yakni dengan ide usaha branding dan shooting video. Alhasil, usaha anak itu konsisten berkembang hingga sekarang.
Dari situ, Rudy ingin menunjukkan bahwa Hipmi adalah organisasi yang seratus persen tentang pengabdian. Hipmi bukanlah ajang untuk hebat-hebatan.
Jejaring yang banyak dan akses yang lebih luas hanya untuk satu tujuan. Yakni untuk menggabungkan wirausahawan muda agar bisa berbuat lebih banyak manfaat bagi sekitar.
Wulan Rudy Prasetyo (tiga dari kiri) dan Dahlan Iskan setelah acara Forum Bisnis Hipmi Jateng. (Dok. Hipmi Jateng)Misi itulah yang kemudian membawa Rudy makin totalitas kepada Hipmi. Selepas menjabat Ketua Hipmi Demak, ia langsung diangkat menjadi Bendahara Hipmi Jawa Tengah periode 2019-2021.
“Teman-teman di Jawa Tengah sudah saling sinergi,” katanya. Kemudian masa jabatan bendahara itu berakhir. Beberapa orang memintanya untuk mendaftarkan diri sebagai calon ketua.
Namun, Rudy masih belum percaya diri. Ia butuh arahan dari para senior hingga mendapat lampu hijau dari mereka. Kemudian ia resmi resmi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Hipmi Jateng sejak 29 Januari lalu.
“Tidak semua siap menjadi ketua. Karena Hipmi tentang pengabdian. Dan ini perlu dirawat untuk menjaga marwahnya,” tandasnya.
Baginya, menjadi bagian dari Hipmi harus siap secara mental. Hipmi bukan tempat orang yang suka mengekor. Yakni yang cari untung sendiri.
Tetapi, kata Rudy, Hipmi adalah tempat bagi para pengusaha pejuang. Artinya harus siap memperjuangkan perekonomian Jawa Tengah. Sehingga misi besar itu mustahil jika dikerjakan sendiri.
Maka harus ada persatuan. Ia menyiapkan agar Hipmi netral. Tidak terafiliasi dengan politik dan golongan apapun. Sebab, Hipmi menampung semua warna. Berarti rumah bagi para pengusaha muda.
Ke depan, ia bakal memimpin Hipmi Jateng dengan meneruskan secara estafet program-program yang sudah ada. Juga menyesuaikan dengan kondisi terkini. Mengingat bisnis skala internasional pun sudah berubah. “Trennya banyak yang harus kita pelajari dengan cepat,” katanya.