Serukan Protes di Tengah Siaran Langsung

Sabtu 19-03-2022,20:18 WIB
Editor : Doan Widhiandono

Marina Ovsyannikova mengorbankan segalanya. Demi berhentinya perang di Ukraina. Pertaruhannya adalah karir. Bahkan bisa jadi, nyawanya.

VIDEO itu memang viral di media sosia. Saat Marina muncul dalam siaran langsung berita di Channel One . Tidak sebagai pembawa berita. Dia muncul di belakang news anchor . Sambil membawa kertas. Tulisannya sangat berani: Hentikan perang . Jangan percaya propaganda. Mereka berbohong padamu di sini . Tulisan dalam aksi pada Senin (14/3) itu berbahasa Inggris dan Rusia.

Aksi itu bikin heboh. Marina langsung dipanggil oleh pengadilan Moscow. Pengacara hak asasi manusia Rusia, Pavel Chikov, menjadi pendampingnya.

"Ini adalah hari-hari yang sangat sulit dalam hidup saya. Saya menghabiskan dua hari tanpa tidur. Interogasi berlangsung lebih dari 14 jam. Saya tidak diizinkan untuk menghubungi teman dan kerabat saya. Saya tidak diberi bantuan hukum apa pun," kata Marina kepada wartawan di luar gedung pengadilan. "Saya akan memberikan lebih banyak komentar besok. Hari ini saya ingin istirahat,” lanjutnya seperti dikutip Agence France-Presse .

Marina didakwa dengan "pelanggaran administratif." Ini adalah pelanggaran ringan. Hukumannya denda, bukan penjara, kata seorang reporter dari surat kabar Novaya Gazeta .

Sementara ini, Marina bebas. Sebab, dia punya dua anak. Hukum Rusia menyatakan bahwa ibu dengan tanggungan anak tidak bisa ditahan karena pelanggaran ringan.

Tetapi, Marina juga didakwa dengan tuduhan mengorganisasi acara publik yang tidak sah. Yang ini, hukuman maksimalnya adalah 15 hari penjara dan denda 30 ribu rubel atau sekitar Rp 4 juta.

Dakwaan lain masih banyak. Misalnya, menyebarkan informasi palsu tentang perang Rusia di Ukraina. Juga karena mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia.

Aksi-aksi Marina beralasan. Selama bekerja untuk Channel One , dia merasa malu karena medianya menjadi corong propaganda Kremlin.

Dalam video di media sosial, Marina menyalahkan Putin atas perang tersebut. "Apa yang terjadi sekarang di Ukraina adalah kejahatan, dan Rusia adalah negara agresor, dan tanggung jawab atas agresi ini terletak pada hati nurani hanya satu orang. Pria itu adalah Vladimir Putin," kata perempuan berayah Ukraina dan beribu Rusia itu.

"Saya malu bahwa saya membiarkan kebohongan diucapkan dari layar TV. Sepuluh generasi keturunan kami tidak akan menghapus aib perang saudara ini. Kami orang Rusia, berpikir, cerdas. Hanya dengan kekuatan kita untuk menghentikan kegilaan ini," katanya. (Esther Larosa)

KELUAR DARI PENGADILAN, Marina Ovyannikova langsung dicecar oleh para wartawan di Russia, Selasa (15/3).
(Foto: Agence France-Presse)

 

Tags :
Kategori :

Terkait