KIEV, HARIAN DISWAY - Kisah Bud Wichers, Dua Kali Menembus Medan Perang Ukraina (6)Bud Wichers mulai mengemasi barang-barangnya kemarin pagi, Selasa, 7 Juni 2022. Ia meninggalkan hotel setelah 9 hari berada di Kiev. Kontributor Harian Disway itu bergerak ke timur, di Kota Kharkiv. Semakin dekat dengan tentara Rusia.
---
Bekal yang dibawa Budi cuma cukup untuk tiga pekan. Ia sudah memakainya untuk 9 hari. Setidaknya sudah berkurang nyaris separo. Baik duit, makanan, dan minuman.
Makanan dan air minum adalah hal terpenting yang harus diperhatikan saat liputan di medan perang. Budi sudah membawa ready eat meal (REM) yang biasa dibawa tentara. Makanan darurat itu dipakai sama sekali.
Satu bungkus REM berisi 10 balok kecil makanan. Budi punya dua. Bentuknya keras seperti kayu, tapi mudah patah jika digigit. REM bisa langsung dimakan seperti biskuit. Atau dilarutkan menjadi bubur sehingga bisa kenyang lebih lama.
Jika persediaan makanan umum sudah habis. Budi bakal mengeluarkan REM tersebut. Dalam satu hari ia bisa memakan dua kotak. Atau kalau sudah menipis, sehari cukup makan satu, sambil menahan lapar.
Peralatan dan akomodasi yang dibawa Budi saat meliput perang di Ukraina.-Bud Wichers/Harian Disway-
Ia juga punya life straw, yang biasa digunakan di wilayah sulit air seperti Afrika atau wilayah gurun di timur tengah. Air mentah bisa langsung diminum tanpa dimasak.
“Aku sudah memakainya, tapi aku tetap membeli air mineral kalau ada,” kata Budi sambil menunggu mobil jemputan. Krisis di air di Ukraina memang sangat menyulitkan pihak semua orang. Termasuk Jurnalis seperti Budi.
Sejak pagi ia memastikan tak ada barang yang tertinggal. Selain makanan dan minuman, ia mengisi penuh semua baterai kamera dan power bank. Budi juga punya solar panel untuk jaga-jaga.
Rompi pelindung peluru, helm baja, hingga masker gas juga tak boleh ketinggalan. Budi mengirimkan foto selfie memakai masker gas berwarna hitam itu. Di tangan kanannya terdapat kartu pers Harian Disway.
Budi mengirim foto selfie memakai masker gas dan menunjukkan kartu pers Harian Disway.-Bud Wichers/Harian Disway-
Founder Harian Disway Dahlan Iskan memberikan kartu itu saat Budi mengunjungi kediamannya, 21 April lalu. Budi yang baru pulang dari liputan pertama di Ukraina menghadiri undangan podcast Energi Disway seri 76.
Selain 20 tahun pengalaman meliput medan perang, Budi juga menceritakan misinya mencari orang tua di Indonesia. Budi masih belum menemukan Rusdi dan Mustiah, yang dulu tinggal di Dukuh Pinggir, Jakarta.
Ia lahir di Indonesia pada 24 Desember 1977. Pasangan asal Belanda Han dan Gerrie Wichers mengadopsinya saat masih berusia 6 bulan. Karena itulah Budi menetap di Surabaya bersama pacarnya yang juga anak adopsi di Belanda: Ana Maria. Misi pencarian orang tua dilakukan saat tak ada liputan perang.