Piknik Akhir Pekan di Camping Ground Tepi Sungai Bedengan

Rabu 15-06-2022,04:00 WIB
Reporter : Isbimayanto
Editor : Retna christa

Oleh:
Ismi Lu'luil Qomariyah
Mahasiswa

Membahas wisata alam di Malang Raya tak akan ada habisnya. Lokasinya tak terlalu jauh dari Surabaya. Namun menyajikan sensasi yang sangat berbeda. Pastinya menggoda. Salah satu wisata alam yang sedang naik daun, dan cocok bagi para pecinta alam, adalah Camping Ground Bedengan.
---

TEMPAT WISATA dengan pemandangan yang sangat indah dan masih alami ini terletak di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kalau pergi ke Bedengan, menu utamanya adalah camping. Pengunjung bisa mendirikan tenda-tenda di sepanjang tepi sungai yang sangat jernih. Lalu berkemah di sana.  

Daya tarik itulah yang membuat saya dan keluarga memutuskan pergi ke Bedengan bulan lalu. Kami berangkat dari Surabaya sekitar pukul 10.00 pagi. Dengan rombongan berisi tujuh orang dewasa dan dua balita. Kalau dari review yang saya baca-baca, juga testimoni beberapa teman yang sudah pernah ke sana, tempatnya cukup ramah buat anak-anak.  

Cuaca saat berangkat sangat cerah. Sehingga perjalanan terasa tambah nyaman. Butuh waktu sekitar lima jam bagi kami untuk mencapai lokasi. Bukan apa-apa sih. Kami memang sempat transit di Sidoarjo untuk sebuah keperluan. Lalu berhenti di rest area untuk salat dan makan siang.

Akses jalan dari kota menuju tempat wisata termasuk tidak mudah. Karena naik turun gunung. Juga masih ada yang berlumpur. Saya bayangkan, kika naik motor atau mobil Jeep mungkin mudah. Tetapi jika memakai mobil MPV seperti yang kami naiki ini, lumayan susah juga. Apalagi, semakin mendekati wilayah Selorejo, jalannya semakin sempit.


BERMAIN di sungai menjadi agenda utama Ismi Lu’luil saat berkemah di Bedengan. Sungainya tidak dalam, sempurna untuk berfoto. -Ismi Lu'luil untuk Harian Disway-

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama, akhirnya kami sampai di pintu masuk Bedengan. Harga tiket masuk hanya Rp 18 ribu per orang. Sangat terjangkau untuk ukuran tempat wisata. Itu untuk sewa lahan saja. Tidak perlu bayar parkir. Area lahan parkir termasuk sangat luas dan nyaman. Bahkan bisa dibuat camping juga.

Di halamannya, berjajar beberapa warung dan kafe. Kebanyakan menjual bakso, gorengan, dan mi. Cocok buat campers yang malas memasak atau membawa bekal sendiri. Terdapat pula musala berbentuk seperti gazebo. Dan ada dua area toilet umum. Setiap areanya terdiri dari beberapa bilik toilet yang memadai.

Perjalanan dari loket pintu masuk menuju tempat perkemahan tidak terlalu jauh. Kita berjalan menyusuri tepi sungai yang sangat asri. Tempatnya dikelilingi hutan. Sehingga udaranya semakin sejuk, cenderung dingin. Hingga kami tiba di tanah yang cukup lapang, tepat di pinggir sungai.


-Ismi Lu'luil untuk Harian Disway-

Waktu kami datang, tepat menjelang petang pada akhir pekan, camping ground cukup ramai pengunjung. Tapi, kami masih bisa mendapatkan spot yang lumayan strategis. Kami mendirikan dua tenda berukuran sedang. Cukup untuk bersembilan.   

Malam itu kami habiskan untuk duduk-duduk saja di depan tenda. Yang terdengar hanya bunyi tonggeret dan binatang-binatang hutan lain di kejauhan. Juga gemercik sungai dangkal di hadapan kami. Bunyi air ketika memecah bebatuan terdengar seperti simfoni. Berulang, tapi sangat merdu. Membawa ketenangan yang menghanyutkan.

Di kota, kita terbiasa mendengar deru mesin kendaraan, klakson, konstruksi pembangunan, dan orang bercakap bersahut-sahutan. Kalaupun di rumah, yang terdengar adalah suara ponsel atau televisi. Di sini, semua itu tidak ada. Digantikan oleh suara alam.

Apalagi, karena bebas polusi, langit di atas Bedengan sangat jernih. Kita bisa melihat kelip-kelip bintang di angkasa dengan sangat jelas. Sungguh malam yang perfect.

Hal yang jadi candu bagi pengunjung adalah ketika bangun pagi. Kita akan disambut mentari dengan hawa sejuknya. Embun yang menyelimuti tenda membuat udara terasa semakin dingin. Suara aliran sungai yang begitu tenang, membuat kita tidak ingin berpaling dari tempat itu.

Bagi saya, berduduk santai di tepi sungai sambil memandangi hutan di sekitar adalah obat bagi jiwa yang lelah. Setelah berhari-hari dihujani kerasnya kehidupan.

Oh ya, saya berpesan, bagi para pengunjung yang ingin pergi ke Bedengan, tolong selalu jaga kebersihan lingkungan. Menurut saya, di sana masih banyak pengunjung yang abai dengan kebersihan.  Merea pada buang sampah sembarangan. Sayang kan kalau tempat secantik itu penuh sampah… (*)


PEMANDANGAN SUNGAI saat malam di Bedengan. Gemercik airnya terdengar magis namun menenangkan.-Ismi Lu'luil untuk Harian Disway-

Kategori :