Like father like son. Ungkapan itu pas untuk menggambarkan Jokowi dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka. Gaya diplomasi politiknya sama. Terutama saat berhubungan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Peristiwa politik di Bukit Hambalang, Desa Bojong Koneng, Bogor, Sabtu (18/6) lalu seperti pengulangan peristiwa enam tahun silam. Saat itu, 31 Oktober 2016, Jokowi dijamu naik kuda oleh Prabowo. Dan Sabtu lalu, giliran Gibran yang dijamu naik kuda oleh Prabowo. Hanya saja konteks politiknya berbeda. Saat itu, Jokowi berkunjung dua tahun setelah Pemilu. Kini, Gibran datang dua tahun sebelum Pemilu.
Sebelum mengunjungi Prabowo, ia menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang ditemani Ketua DPR Puan Maharani. Hanya saja, foto dengan Megawati-Puan tak diunggah ke medsos oleh Gibran. Justru video latihan kuda yang diunggah oleh Gibran.
Isi pembicaraannya tak penting. Yang disampaikan ke publik mungkin hanya kulitnya. “Jelas bukan pertemuan biasa. Mungkin ada transaksi-transaksi menyiapkan di Jakarta nanti,” jelas Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga Suko Widodo. Pertemuan para tokoh politik itu membuka wacana baru. Bahkan di luar dugaan kontestasi politik selama ini.
Apabila Gibran dilempar ke bursa Pilgub DKI Jakarta, misalnya. Itu akan jadi jalan alternatif. Yakni untuk menengahi posisi Megawati dan Jokowi.
Sementara pertemuan Prabowo dan Gibran pun demikian. Bisa saja dalam rangka membangun koalisi lama. Atau boleh jadi akan ada tukar guling. “Jakarta diberikan Gerindra ke PDIP dan koalisi di pilpres nanti,” ungkap Suko. (Mohamad Nur Khotib