SURABAYA, HARIAN DISWAY - Uang bukan satu-satunya modal bagi entrepreneur. Modal terpenting lainnya adalah karakter. Entrepreneur sejati harus memiliki jiwa tidak cepat menyerah. Juga selalu belajar dan bijaksana.
Kegagalan demi kegagalan dalam membangun bisnis pasti pernah dialami oleh seorang pengusaha. Tanpa karakter yang baik, seorang entrepreneur akan sulit menapaki jalan kesuksesan. Wakil Presiden Direktur BCA Armand Wahyudi Hartono menceritakan pengalaman kakeknya Oei Wie Gwan dalam merintis usaha. Kakeknya adalah pendiri perusahaan rokok Djarum.
”Kami bisa menjadi hari ini karena adanya masa sulit yang sudah dilalui. Tanpa karakter yang baik, akan cepat putus asa. Karena, cara melihat dunia salah. Jadi stres,” kata Armand Hartono dalam Seminar Nasional bertema Mengapa Karakter Penting dalam Entrepreneurship? yang diadakan Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC), Surabaya, Rabu 29 Juni 2022.
Ia menceritakan bahwa kakeknya saat itu mengawali usaha dari menjual mercon. Mulai dari usaha kecil-kecilan sampai akhirnya mempunyai pabrik sendiri. Namun, pada 1939 petaka menimpa keluarganya. Pabrik itu terbakar dan Oei Wie Gwan bangkrut.
Pabrik tadi kembali dibangun tapi terbakar lagi. ”Karena kondisi itu, papa saya (Robert Budi Hartono) putus sekolah,” jelasnya. Sempat kembali dibangun lagi. Tapi, saat penjajahan Jepang, perusahaan mercon itu harus ditutup.
Armand mengumpamakan kakeknya itu sebagai burung Phoenix. Burung itu ada dalam film Harry Potter. Phoenix sendiri merupakan hewan dari mitologi Yunani dan Mesir. Hewan itu digambarkan mempunyai kekuatan untuk hidup kembali.
Gelombang bisnis juga dialami keluarganya ketika membangun Bank Central Asia (BCA). Krisis terberat terjadi di 1998. Ketika itu, terjadi penjarahan, pembakaran, penembakan. Karena kondisi itu, perusahaan tersebut mengalami kerugian besar.
Hanya dalam waktu enam bulan, BCA bisa mengembalikan uang nasabah. Bahkan penghasilan bank tersebut melonjak dua kali lipat karena dipercaya masyarakat. ”Kuncinya adalah semua harus dilewati setenang mungkin,” ungkapnya.
Karena itu, Armand meminta para pengusaha muda untuk tidak melihat kegagalan sebagai malapetaka. Seorang pengusaha harus berusaha mempersiapkan diri dalam hal apapun.
”Jangan ada yang berubah jika krisis sekalipun. Karakter integritasnya tetap dipegang di setiap kondisi,” tambahnya.
Bila ada masalah, kata Armand, jangan pernah lari dari masalah. Harus segera mencari solusinya. Orang yang berkarakter, lanjutnya, memiliki kejujuran, ketabahan, tulus, bekerja keras, dan penuh rasa bersyukur.
Armand walau berasal dari keluarga pengusaha, harus merintis karir dari bawah. Ia mengawali karir sebagai analis di Global Credit Research and Investment Banking di JP Morgan Singapura pada 1997 sampai 1998.
Ketua Panitia Seminar Nasional UDKC Robertus Adi Nugroho menambahkan, karakter entrepreneur masih sangat asing di Indonesia. Padahal, pendidikan karakter wiraswasta merupakan salah satu pendidikan untuk modal utama para pengusaha muda.
Dalam dunia bisnis modern, uang seringkali dipandang sebagai landasan utama dalam berwirausaha. ”Ini tentu tidak salah, namun kami memandang bahwa uang bukan menjadi satu-satunya dalam dunia entrepreneurship.” Ucapnya.