Kuota Migrasi Ditambah, Property Australia Menggeliat

Kamis 30-06-2022,12:04 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Salman Muhiddin

SIDNEY, HARIAN DISWAY - Business Council of Australia (BCA) menyerukan adanya lonjakan arus migrasi yang cukup tinggi selama dua tahun ke depan. Australia bakal jadi salah satu negara tujuan hidup pasca pandemi.

“Migrasi turun selama pandemi dan saat ini dibatasi pada 160.000 jiwa. Business Council of Australia ingin meningkatkan Batasan tersebut menjadi 220.000 jiwa pada tahun 2022-23 dan 2024, dan kemudian kembal lagi ke 190.000 jiwa,” kata CEO Crown Group Iwan Sunito.

Bos properti yang bermarkas di Sydney itu menilai dampak penutupan perbatasan internasional selama pandemi cukup memukul ekonomi Australia. Jumlah migrasi menurun selama enam kuartal secara berturut-turut. 

Pertumbuhan penduduk selama 12 bulan terakhir sepenuhnya disebabkan oleh peningkatan alami dari angka kelahiran sebesar 136.200 jiwa. Sedangkan yang bermigrasi keluar Australia mencapai 67.300 jiwa.

Hal ini juga berdampak pada jumlah tenaga kerja di Australia. Banyak yang kembali ke negara asal dan belum kembali ke Australia hingga sekarang.


Salah satu properti milik Crown Group di Sidney, Australia.-Crown Group-

Pemerintah Australia pun mengeluarkan kebijakan pelonggaran jumlah waktu kerja bagi mahasiswa asing yang sebelumnya dibatasi hanya 20 jam seminggu.

Langkah ini akan berlaku segera untuk semua siswa saat ini sudah berada di Australia ataupun yang baru akan tiba. Termasuk mereka yang baru mengajukan izin kerja siswa baru. Para pelajar tersebut bahkan dapat bekerja sebelum program studi mereka dimulai. 

Mereka juga akan dapat bekerja lebih dari 40 jam setiap dua minggu di sektor ekonomi mana pun.

Berdasarkan Biro Statistik Australia, pada akhir Juni 2019, 88.740 orang kelahiran Indonesia tinggal di Australia. Terjadi peningkatan  29,4 persen jika dibanding 2009, di tanggal yang sama: 68.570 jiwa.

Jumlah mahasiswa Indonesia di Australia per tanggal 28 Juni 2021 mencapai 12.645 jiwa.  Ini menempatkan Indonesia di peringkat 6 jumlah mahasiswa asing terbanyak di Australia setelah Tiongkok, India, Nepal, Vietnam dan Malaysia. “Di sinilah terlihat posisi strategis Indonesia” kata Iwan Sunito.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi setelah terpilih pada Mei 2022 lalu. Pertemuan dua kepala negara itu membuka potensi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Saat itu Presiden Joko Widodo menyampaikan harapannya kepada Albanese mengenai penambahan kuota working holiday hingga 5.000 peserta per tahun.

Kebijakan ini akan memberikan pengalaman yang bermanfaat bagi para pekerja usia muda dari Indonesia, dan membantu Australia dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja musiman.

Target Net Zero Emission 2050

Tags :
Kategori :

Terkait