DILIHAT dari segi apa pun, Stranger Things musim keempat ini adalah yang terbaik di antara musim-musim sebelumnya. Nuansa horornya sangat pas, sekuen aksinya berlimpah, dan sisi emosionalnya paling mengena. Kematian tokoh-tokohnya menusuk tepat di ulu hati.
Tidak rugi duo kreator serial ini, si kembar Matt dan Ross Duffer, menghabiskan tiga tahun untuk memproduksinya. Naskahnya terasa sekali ditulis dengan matang. Dan setiap sekuen dipikirkan dengan baik. Meskipun, pada akhirnya, tetap ada konsekuensi yang muncul dari bangunan plot yang dipilih oleh Duffer Bersaudara.
BACA JUGA: Review Stranger Things Season 4 (1): Mari Bicara Soal Eddie Munson...
BACA JUGA: Review Stranger Things Season 4 (2): Siapakah Villain Sebenarnya Musim Ini?
Salah satu bagian terbaik dari musim keempat ini adalah villain-nya. Penulisan karakter Vecna sangat jenius. Ia bukan hanya monster random dari dunia lain. Yang muncul gara-gara Eleven (Millie Bobby Brown) tak sengaja membuka portal yang menghubungkan dunia kita dengan Upside Down.
SANGAT POWERFUL, Vecna menjadi satu-satunya villain Stranger Things yang memiliki tujuan spesifik. Membuatnya lebih sulit dihadapi daripada musuh di musim-musim sebelumnya. -Netflix-
Sebelum Stranger Things Season 4 volume 2 tayang pada Jumat 1 Juli 2022 lalu, kita mengira Vecna (yang dibawakan dengan keren oleh Jamie Campbell Bower) adalah jenderalnya Mind Flayer. Monster berbentuk laba-laba raksasa yang sangat powerful. Penguasa Upside Down.
Yang terjadi adalah sebaliknya. Ia bukan hanya bosnya Mind Flayer. Ia lah yang menciptakan Mind Flayer. Sepanjang tiga musim ini, ia berusaha keras membuka gerbang ke dunia manusia. Dengan tujuan menjadikan semua makhluk sebagai pasukannya. Atau budaknya. Atau makanannya.
Hebat. Monster ini punya misi yang solid. Bukan hanya lari-larian ke sana kemari menyantap manusia. Sebagaimana para penjahat yang kita kenal dari era Perang Dingin, Vecna ingin menguasai dunia. Dan tidak seperti villain lain yang menjadi jahat karena tersakiti, Vecna tumbuh dari seorang anak kecil yang tidak pernah dipahami.
Aksi Grusa-Grusu
Oke. Dari segi musuh sudah keren. Sekarang tinggal bagaimana mengembangkan cerita untuk mengalahkan monster superkuat tersebut. Seperti kita tahu, sejak musim pertama sampai ketiga, Eleven selalu ada untuk menyelamatkan dunia. Duffer Bersaudara harus menciptakan tantangan baru buat anak-anak Hawkins. Bagaimana kalau Eleven tidak ada?
Ya, pada akhir musim ketiga, kekuatan telekinesis Eleven diceritakan hilang. Dia juga ditinggalkan sang ayah, Hopper (David Harbour). Yang disangka tewas dalam upaya Eleven menutup gerbang ke Upside Down. Pacar Hopper, Joyce (Winona Ryder), membawa dia pindah ke Lenora, California. Bersama dua anak dia, Will (Noah Schnapp) dan Jonathan (Charlie Heaton).
Tinggallah Hawkins ’’dijaga’’ geng anak nerd. Yakni Mike (Finn wolfhard), Dustin (Gaten Matarazzo), Lucas (Caleb McLaughlin), serta Max (Sadie Sink). Mereka mendapat backup dari geng remaja, Steve (Joe Keery), Nancy (Natalia Dyer), dan Robin (Maya Hawke). Plus adik Lucas, Erica (Priah Ferguson).
DUA GENG dengan pengembangan karakter yang bertolak belakang. Geng Hawkins, dari kiri, Robin, Steve, Erica, Nancy, dan Max menjalani pertempuran seru penuh kenekatan.-Netflix-
Ketika ada tanda-tanda Hawkins diserang monster Upside Down, kepada siapa mereka berlindung? Eleven tak ada. Hopper dan Joyce juga tak di samping mereka. Ingat, musim ini ber-setting 1986. Ketika ponsel belum jamak. Mereka tidak bisa asal menelepon Eleven, memintanya pulang, dan menyuruh gadis itu mempertaruhkan nyawa lagi. Lagian, dia sudah bukan superhero.
Lantas, apa yang dilakukan anak-anak Hawkins? Nekat, dong. Dengan kepedean tingkat tinggi, mereka memutuskan melawan Vecna. Monster penguasa Upside Down. Tanpa Eleven. Tanpa bantuan satu orang dewasa pun. Luar biasa, ya? Luar biasa ngawurnya. Hehehe…
Bahwa mereka berhasil menyelamatkan Max dari kematian, itu satu hal. Ada faktor kebetulan dan keberuntungan yang menyertai. Tapi, menantang Vecna menggunakan strategi yang sama—tatkala si monster bukanlah makhluk bodoh yang tidak belajar apa-apa—itu hal yang sama sekali lain. Itu adalah kebodohan unfaedah. Bagi saya, plot ini terlalu out of this world. Terlalu childish. Untuk serial yang ratingnya PG-13.
Di sisi lain, aksi Joyce pergi ke Alaska untuk menyelamatkan Hopper juga terlalu ajaib. Dia mendapat telepon dari Dmitri ”Enzo” Antonov (Tom Wlaschiha), seorang prajurit Rusia yang rela berkhianat terhadap kamerad Partai Komunis demi uang. Dia diminta menyiapkan uang puluhan ribu dolar sebagai tebusan.
Syarat itu saja sudah sulit dipenuhi orang biasa—seperti Joyce. Tapi, tidak buat Matt dan Ross Duffer. Joyce hanya perlu ke bank, mengambil uang entah milik siapa, lalu… ’Broom!’ pergi ke Alaska. Bagi orang dewasa, yang tahu betapa sulitnya meminjam uang di bank—sekalipun pakai agunan—plot ini tidak masuk akal.
Karakter Tersia-sia
Geng Lenora, dari kiri, Jonathan, Mike, dan Will berjalan tanpa arah demi mencari Eleven. -Netflix-
Nah, karena fokus peperangan masih di Hawkins, harus diakui, anak-anak di Lenora jadi terabaikan. Ketika Max dkk sedang susah payah melawan Vecna, Will, Mike, Jonathan, dan teman baru mereka, Argyle (Eduardo Franco) dibuat clueless. Enggak ngerti apa-apa. Enggak dilibatkan dalam apa pun. Malah pontang-panting menyeberani separo AS demi mencari Eleven. Naik mobil van pengantar pizza. Konyol.
Akibatnya, karakter Mike dan Will sama sekali tidak dikembangkan. Will dan Mike punya potensi cinta segi tiga yang rumit. Tapi potensi itu dikubur begitu saja. Will malah dibuat ’’menyerah’’ terhadap orientasi seksiualnya. Dengan memberikan pengakuan yang seolah-olah tentang Eleven. Padahal dia sedang mengungkapkan perasaannya sendiri kepada Mike.
Duffer Bersaudara seperti lupa. Bahwa Stranger Things dimulai dari Will. Serial ini dibuka ketika ia hilang di Upside Down. Harusnya, ia mendapat porsi bertarung lebih besar. Karena di antara semuanya, Will lah yang pernah tinggal di Upside Down selama berbulan-bulan. Ia yang paling mengenal dimensi itu. Paling memahami dan mengerti apa yang harus dilakukan.
Tetap saja. Hingga akhir musim keempat, bulu kuduk Will hanya menjadi semacam alarm buat potensi kemunculan malapetaka yang lebih besar. Meskipun, ya, harus diakui juga. Segala konflik yang telah dibangun di musim keempat ini, menjadi landasan solid untuk musim kelima nanti. Duffer Brothers sudah bilang, season pemungkas akan tayang pada musim panas 2024. Enggak sabar! (*)